Ayu Komala Sari ^^. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kelembaban Udara


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara merupakan salah satu unsur penting bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Kelembaban udara juga  menentukan bagaimana mahluk hidup tersebut dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada di lingkungannya.
Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan  tumbuhan budi daya. Dengan mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai.
Ada tiga macam pendekatan udara yang digunakan dalam bidang pertanian diantaranya kelembaban mutlak, kelembaban spesifik dan kelelembaban relative udara yang menyatakan nilai nisbi antara uap air yang terkandung dan daya kandung maksimum uap air diudara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang dinyatakan dalam persen (%)..
1.2  Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui penerapan cara perhitungan teoritis matematis dan kejadian fisis alami ke dalam pengukuran praktis kelembaban nisbi udara denagn menggunakan termometer bola basah dan bola kering dan hydrograf.
Selain itu diharapkan mahasiswa mengerti tentang kondisi kelembaban udara pada berbagai tempat dan beragam waktu harian.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kelembaban relatif yang merupakan ukuran bagi kemampuan udara pada suhu yang ada untuk menyurap uap lebih lanjut. Kelembaban relative diukur dengan menghembuskan udara pada 2 buah thermometer, salah satu diantaranya dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan lainnya kering (bola kering), thermometer tersebut dinamakan Psykrometer. Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah kelembaban relative udara. Jika kelembaban relatif naik maka kemampuan udara untuk menyerap air akan berkurang (Soemarto, 1986)
            Kelembaban nisbi beragam secara terbaik dengan suhu, pengukuran-pengukuran yang lebih teliti dengan kelembaban  sekilas diperoleh dengan psikrometer.  Psikrometer yang lazim digunakan secara berkala untuk memeriksa ketelitian Higrometer rambut. Pengukuran-pengukuran psikrometer  secara sederhana terdiri atas pengukuran-pengukuran suhu berpasangan yang satu dengan thermometer bola kering dan thermometer bola basah. Kelmbaban dapat dinyatakan dalam kwanitas-kwanitas mutlak/relatif untuk maksud-maksud tertentu. Neraca kelembaban merupakan suatu bagian intergral dari prosedur perencanaan komprehensif yang berskala besar (Richard, 19880).
            Kelembaban yang mutlak adalah bilangan yang menyatakan uap-uap air yang ada dalam 1 meter kubit udara (gram uap air/m3 udara). Kelembaban spesifik adalah bilangan yang menyatakan berat uap air yang ada dalam 1 kg udara lembab atau basah (gram uap air/kg  udara basah). Kelembaban spesifik pada gerakan vertikal tetap sam jika selama itu tidak terjadi pengembunan atau kondensasi. Kelembaban spesifik/ nisbi adarah ukuran untuk tingkat kekenyangan  suatu massa udara dengan uap air. Kelembaban relative dinyatakan dengan perbandingan antara perbandingan antara jumlah uap air yang besar-besar ada dalam udara dengan jumlah uap air yang maxsimum dikali seratus dinyatakan dalam persen (%) (karim, 1986).







BAB III
METODOLOGI
Ø  Bahan dan alat
-          Termometer bola basah dan bola kering
-          Hygrograf

Ø  Prosedur kerja
-          Menyiapkan alat yang akan digunakan.
-          Menuju lokasi (didekat danau UNIB)
-          Melakukan pengukuran suhu dengan menggunakan alat termometer bola basah dan bola kering dan higrometer.
-          Melakukan pengukuran suhu dengan ketinggian 5 cm, 75 cm, 120 cm dan biarkan selama 3 menit, kemudian mencatat hasil pengukuran suhu tersebut.





















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Ø  Kelembaban udara

jam
ketinggian
Kelembaban udara
BB
BK
KN  (%)
06.00-08.00
5
26
27
91

75
26
27
91

120
26
27
91
08.00-10.00
5
26
29
75

75
26
29
75

120
26
29
75
10.00-12.00
5
26
30
68

75
26
30
68

120
26
30
68
12.00-14.00
5
26
31
61

75
26
31
61

120
26
31
61
14.00-16.00
5
27
28
91

75
26
28
83

120
27
28
91
16.00-18.00
5
26
27
91

75
26
27
91

120
26
27
91

4.2 Pembahasan
            Pada lokasi lapangan terbuka, TBK seperti pada tabel semakin lama semakin meningkat kemudian turun kembali. Hal ini disebabkan karena udara pada pagi hari masih dingin. Jadi suhu kelembaban masih ada, dan cahaya matahari belum terasa panas melainkan dengan panas matahari siang hari, kelembaban udara berkurang dan pada sore hari intensitas cahaya matahari berkurang sehingga kelembaban kembali ada. Begitu halnya di bawah tajuk tanaman, seperti kita lihat pada tabel kelembabab udaranya agak stabil. RH di kedua lokasi yaitu lapangan terbuka dan dibawah tajuk tanaman, lebih besar RH bawah tajuk dibandingkan dengan lapangan terbuka. Pada lapangan terbuka, RH pada tabel semakin kurang kelembaban udaranya. Ini juga sangat pengaruh pada selisih antara TBK dan TBB itu sendiri.



BAB V
KESIMPULAN
Ø  Kelembaban merupakan banyaknya uap air yang ada di udara
Ø  Besarnya kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulasi curah hujan. Besarnya kelembaban di suatu tempat pada suatu musim erat hubungannya dengan perkembangan-perkambangan dari organisme terutama jamur dari penyakit tumbuhan.
Ø  Dari pengamatan pengukuran kelembaban udara dengan menggunakan termometer bola kering dan termometer bola basah, ternyata kelembaban dilapangan dan di bawah pohon tidak jauh bedanya, dan ketinggian suatu tempat sangat mempengaruhi kelembaban.


DAFTAR PUSTAKA

Karim, Kamarlis. 1986. Dasar-Dasar Klimatologi FP Unsyiah. Banda Aceh
Lee, Richard. 1988. Hidrologi Hutan UGM. Press. Yokyakarta.
Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi Teknik. Erlangga. Jakarta.
Kartasapoetra, A.G., 1986. klimatologi Pengaruh Cuaca Iklim terhadap Tanah dan Tanaman.
 Bumi Aksara, Jakarta.
Muin, S.N.2012. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Laboratorium Agroklimat
            Universitas Bengkulu. Bengkulu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar