Ayu Komala Sari ^^. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

acara 2

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Suhu adalah suatu sifat fisika darri suatu benda yang menggambarkan energi kinetic rata-rata pergerakan molekul suatu benda. Suhu dinyatakan dalam satuan derajat Celcius(oC), Fahreinheat(oF), Reamur(oR), dan Kelvin(oK). Suhu menyatakan tinggal energi bahang rata-rata suatu benda. Ia dinyatakan dalam satuan derajat. Ada tiga macam satuan penggolongan suhu yang umum , yaitu system reamur, system fahreinheit, dan Celsius. Namun yang paling popular adalah yang disebut dua terakhir. Dalam boisfer, suhu benda alami, beragam menurut tempat dan waktu yang disebabkan oleh perbedaan benda dalam menerima energi radiasi surya dan hasil pengaruh energi ini terhadap sekelilingnya. Menurur tempat ia ditentukan oleh letak menurut ketinggian dan menurut lintang di bumi. Menurut waktu yang ditentukan oleh sudut inklinasi surya. B. Tujuan praktikum • Mahasiswa mengerti tentang panas dari udara dan tanah. • Mengerti tentang pluaktuasi dan sebaran suhu menurut tempat dan waktu. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Suhu adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang menggambarkan energi Kinetik rata-rata pergerakan molekul suatu benda. Suhu dinyatakan dalam satuan derajat Celcius (oC), Fahreinheit (oF), Reamur (oR), Kelvin (oK).(Daldjumi. 1983. Pokok-pokok Klimatologi) Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi. Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan menurut waktu dari jam ke jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam setahun. (Wisnubroto,S,S.S.L Aminah, dan Nitisapto,M. 1982) Suhu udara di atmosfer bervariasi menurut letak ketinggian tempat. Hingga ketinggian tertentu suhu udara dapat menurun, tetapi menurut ketinggian yang lainnya meningkat. Pada lapisan Troposfer (lapisan bawah atmosfer) suhu udara menurun menurut letak ketinggian tempat hingga ketinggian 10 km dengan gradein penurunan suhu 5,0-6,5 oC per 1000 m diatas permukaan laut. Menurunnya suhu menurut letak ketinggian tempat ini dimungkinkan karena beberapa hal antara lain : 1. Pengaruh keadaan suhu dekat permukaan bumi. 2. Pengaruh lautan 3. Pengaruh kerapatan udara Beberapa faktor yang mempengaruhi suhu secara horizontal di permukaan bumi antara lain : 1. Letak lintang suatu tempat. 2. Pengaruh arus laut 3. Distribusi antara daratan dan lautan Penyebaran suhu udara menurut waktu dapat kita kaji dalam dua pola :1. pola suhu diurnal (suhu udara setiap jam selama 24 jam), dan 2. pola suhu udara rata-rata harian menurut bulanan dan tahunan.(Dasar-dasar Klimatologi 2000) Untuk menyatakan suhu udara dipakai berbagai skala. Dua skala yang sering dipakai dalam pengukuran suhu udara adalah skala Fahrenheit yang dipakai di negara Inggris dan skala Celcius atau skala perseratusan (centigrade) yang di pakai oleh sebagian besar negara di dunia. (Bayong, 2004) Dalam biosfer, suhu benda alami, beragam menurut tempat dan waktu yang disebabkan perbedaan benda dalam menerima energi radiasi surya dan hasil pengaruh energi ini terhadap ssekelilingnya. Menurut tempat ia ditentukan oleh letak menurut ketinggian dan menurut lintang di bumi. Menurut waktu ia ditentukan oleh sudut inklinasi surya. (Penuntun, 2011) Suhu udara berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Pada umumnya suhu maksimun terjadi sesudah tengah hari, biasannya antara jam 12.00 dan jam 14.00, dan suhu minimun terjadi pada jam 06.00 waktu lokal atau sekitar matahari tertib. Suhu udara harian rata-rata didefinisiakan sebagai rata-rata pengamatan selama 24 jam (satu hari) yang dilakukan tiap jam. Suhu bulanan rata-rata ialah jumlah dari suhu harian rata-rata dalam 1 bulan dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut. Suhu tahunan rata-rata dihitung dari jumlah suhu bulanan rata-rata dibagi denagn 12. (Bayong, 2004). Suhu normal adalah angka rata-rata suhu yang diambil dalam waktu 30 tahun. (Ir. Ance, 1986). Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah : a. Jumlah radiasi yang diterima per tahun – per hari – per musim. b. Pengaruh daratan atau laut, dan c. Pengaruh ketinggian tempat, d. Pengaruh angin secara tidak langsung, angin yang membawa panas dari sumbernya secara horizontal. e. Pengaruh panas laten : panas yang disimpan dalam atmosfer. f. Penutup tanah : tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur yang kurang daripada tanah tanpa vegetasi. g. Tipe tanah : tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi, h. Pengeruh sudut datang matahari, sinar yang tegak lurusakan membuat suhu ebih panas daripada yang datangnya miring. Pengaruh suhu terhadap makhluk-makhluk hidup adalah sangat besar sehingga pertumbuhanya benar-benar seakan-akantergantung padanya, terutama dalam kegiatan-kegiatannya. Dengan suhu yang tinggi benih-benih akan mengadakan metabolisme yang lebih cepat, akibatnya apabila benih-benih dibiarkan atau ditanam pada datarn atau tanaman tinggi maka daya kecambahnnya akan turun. Jadi pada tanaman juga ada suhu maksimum, suhu optimum. Suhu maksimum yaitu pada suhu tinggi tertentu, di mana suatu tanaman masih dapat tumbuh, suhun minimum adalah suhu terendah di mana tanaman masih dapat hidup, sedang suhu optimum adalah suhu terbaik yang dibutuhkan tanaman, di aman proses pertumbuhanya dapat berjalan lancar. Tentang suhu tanah juga demikian berpengaruh pada tanaman, pengukuran biasanya dilakukan pada kedalam : 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100cm. Pengaruh suhu tanah terhadap tanaman yaitu pada : perkecambahan biji, pada aktivasi mikroorganisme, dan perkembangan penyakit tanaman. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar (eksternal) dan faktor dalam (internal). Faktor eksternal yaitu radiasi matahari keawanan,curah hujan, angin dan kelembapan udara; sedangkan faktor internal yaitu tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan bahan organik dan warna tanah. (Ir. Ance, 1986). BAB III. METODOLOGI A.Bahan Dan Alat • Thermometer udara • Thermometer tanah • Termograf • kertas pias • Alat pelindung atau penaung • Meteran • Pisau atau parang • Alat tulis B.Cara Kerja  Suhu Udara 1. Ambil thermometer dan tempatkan pada titik pengamatan yang diinginkan. 2. Tempat yang diukur adalah diatas permikaan lapangan yang berrumput, lapangan beraspal, dan dibawa pohon rindang. 3. Titik ketinggian pengamatan adalah 5 cm, 20 cm, 75 cm,120 cm, dan 200 cm dari permukaan tanah. 4. Pengamatan dilakukan dengan membiarkan termmometer di tempat titik pengamatan sekitar 3 menit. Alat tidak boleh terkena radiasi langsung (terutama bagian sensor) mauoun perambatan panas dari badan pengamat. 5. Bahas apakah terjadi perbedaan untuk setiap tempat dan titik pengukuran.  Suhu Tanah 1. Siapkan thermometer tanah. 2. Pilih tempat yang ingin diukur. Untuk menghindari kemungkinan alat rusak, maka pilih lahan yang bertanah gembur agar mudah menanamkan alat atau gali tanah lebih dulu, masukkan alat, kemudian bagian alat yang terbenam ditimbun. 3. Ukur suhu tepat dipermukaan tanah, 5 cm, 10 cm, dan 15 cm dari permukaan tanah. 4. Bahas , apakah ada perbedaan masing-masing tempat tersebut. 5. Jika diadakan penggukuran pada pagi hari dan sore hari, apakah terjadi perbedaan pula? 6. Apa kira-kira gunanya kita mengetahui keadaan suhu tanah bagi bidang biologi atau pertanian? BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil 1. suhu udara Tempat Ketinggian (cm) 20 75 120 Lahan terbuka ( 0C ) 20,5 19 19 Lahan pertanian ( 0C ) 19,5 19,5 21 Lahan hutan ( 0C ) 21 20 20 2. suhu tanah Tempat kedalaman (cm) 5 10 15 Lahan terbuka ( 0C ) 26 25,5 25 Lahan pertanian ( 0C ) 25 24 22,3 Lahan hutan ( 0C ) 23,5 22,6 22 B. Pembahasan 1. Suhu Udara Dari pratikum yang dilakukan maka didapatkan bahwa suhu udara disetiap lokasi dan disetiap ketinggian tempat memiliki nilai derajat yang berbeda-beda, dimana temperatur maksimum dan minimum biasanya memiliki nilai yang berdekatan. Adapun rumus untuk menghitung suhu udara harian dengan menggunakan thermometer min-max adalah : Pada setiap pengamatan suhu udara terhadap tiap –tiap ketinggian berbeda –beda. Semakin tinggi pengukuran suhu dilakukan maka suhu akan semakin bertambah . Dari data tersebut juga diketahui bahwa data nya/suhunya rendah tidak seperti suhu hari-hari biasa . Hal ini terkait dengan tidak adanya radiasi matahari karena pada saat praktikum adalah terjadi hujan. Pada masing –masing lahan pengukuran suhu juga berbeda-beda. Lahan terbuka lebih tinggi suhunya dari pada lahan pertanian dan lahan hutan. Hal ini wajar Karena pada lahan hutan terdapat banyak vegetasi tanaman berupa pohon-pohon besar. Ini akan menghambat radiasi matahari kebawah tanaman tersebut. 2. Suhu Tanah Pada pengukuran suhu tanah ini alatnya yang digunakan adalah termometer tanah. Pada masing-masing kedalaman tanah yaitu 5 cm, 10 cm , dan 15 cm suhu yang didapat kan berbeda. Pada kedalaman paling atas (5 cm) suhu nya lebih tinggi dibanding denagn suhu paling bawah (15 cm). Semakin dalam pengukuran suhu pada tanah dilakukan maka suhu akan semakin rendah. Hal ini juga berkaitan dengan radiasi matahari. Pada lapisan tanah bagian atas radiasi matahari lagsung terkena ke tanah bagian tersebut. Sedangkan lapisan tanah bagian bawah radiasi matahari tidak mampu menembus tanah tersebut. Maka dari itu suhu tanah bagian atas lebih tinggi dibanding lapisan tanah bagian bawahnya. Pengukuran suhu tanah berguna untuk kepentingan pertanian. Hal ini supaya kita tahu bahwa organisme/ mikroorganisme (dalam tanah ) mana yang tahan terhadap suhu tinggi dan mana yang tidak tahan terhadap suhu tinggi dan mikroorganisme mana yang berguna atau merusak tanaman supaya dapat disesuaikan iklimnya. BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pada pengukuran suhu udara , semakin tinggi kita mengukur suhunya maka suhu akan semakin tinggi juga. 2. Pada pengukuran suhu tanah, semakin dalam kita mengukur suhu pada tanah itu, maka suhu akan semakin rendah (turun) 3. Perbedaan tempat juga dapat menyebabkan perbedaan suhu. 4. Hal –hal yang mempengaruhi suhu adalah : radiasi matahari, ketinggian tempat, jenis penutup tanah, dll. DAFTAR PUSTAKA Muin N.S.2011, penuntun praktikum agroklimatologi, Universitas Bengkulu, Bengkulu. Daldjumi. 1983. Pokok-pokok Klimatologi. Penerbit Alumni. Bandung. Handoko.1993.Klimatologi Dasat. Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsu-unsur Iklim. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. FMIPA-IPB, Bogor. Hasan,U.M.1970. Dasar-dasar Meteorologi Pertanian.PT.Soeroenngan, Jakarta. Wisnubroto,S,S.S.L Aminah, dan Nitisapto,M. 1982. Asas-asas Meteorologi Pertanian, Departemen Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta, dan Ghalia Indonasia, Jakarta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar