Ayu Komala Sari ^^. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Penentuan Kontur Dan Beda Tinggi


1.      PENDAHULUAN
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Kontur ini dapat memberikan informasi relief, baik secara relatif, maupun secara absolute. Informasi relief secara relatif  ini, diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk daerah terjal, sedangkan untuk daerah yang landai dapat di perlihatkan dengan menggambarkan garis-garis tersebut secara renggang.
Informasi relief secara absolute, diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan ketinggiangaris tersebut  diatas suatu bidang acuan tertentu. Bidang acuan yang umum digunakan adalah bidang permukaan laut rata-rata. Interval kontur ini sama dengan beda tinggi antar kedua kontur. Interval sangat bergantung kepada skala peta, juga pada relief permukaan.
Interpolasi Titik Kontur
Garis kontur adalah garis khayal dilapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu diatas peta yang memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi horizontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah.
Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.

Lereng adalah kenampakan permukan alam disebabkan adanya beda tinggi apabila beda tinggi dua tempat tesebut di bandingkan dengan jarak lurus mendatar sehingga akan diperoleh besarnya kelerengan.
Bentuk lereng bergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan. Leeng merupakan parameter topografi yang terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relatif, dimana kedua bagian tersebut besar pengaruhnya terhadap penilaian suatu bahan kritis. Bila dimana suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan secara fisik, kimia dan biologi, sehingga akan membahayakan hidrologi produksi pertanian dan pemukiman.
.
2.      TUJUAN
Ø  Menentukan garis kontur dan beda tinggi
Ø  Memetakan garis kontur
3.      OBYEK PRAKTIKUM
Penentuan garis kontur dan beda tinggi
4.      BAHAN DAN ALAT
Ondol-ondol dan Abney Level
Ondol-ondol, benang bangunan, mistar, meteran gulung kain, kalkulator sc, abney level, alat tulis, kompas.
5.      PROSEDUR KERJA
Ø  Gambar 2.1 Tegakkan salah satu kaki ondol-ondol di titik A dan kaki lain di titik B agar benang gandul tegak lururs dengan papanlintagn (triplek)
Ø  Tentukan arah derajat (azimut) dari A ke B dengan kompas
Ø  Pindahkan kaki ondol-ondol berturut-turut dari titik A ke B, C,  D dan kaki yang lain dari titik B ke titik C, D, E secara horizontal. Lakukan langkah seperti 1.
Ø  Plot titik A, B, C, D, E. pada kertas kosong menurut skala dan hubungkan titik dengan garis sehingga membentuk garis kontur (g1)
Ø  Pindahkan ondol-ondol ke lereng atas sebanyak 2 kali beturut-turut sejauh 6. Pertama digaris g2, kedua di garis g3. Lakukan seperti langkah 1, 2, dan 3.


Pengukuran Beda tinggi
1.a. Gambar 2.2. Ukur sudut kereng dari titik A ke P dengan Abney level didapat sudut ά, Beda tinggi g1 ke g2        = Jarak g1 ke g2 x sin ά.
                                    = 6m x sin ά (ά sudaj=h diukur) = ….. m
1.b. Ukur sudut lereng dari titik P ke U dengan abney level didapat sudut ß,
Beda tinggi g2 ke g3   = jarak g2 ke g3 x sin ß
                                    = 6 m x sin ß (ß sudah diukur) = ….. m



6.      HASIL PENGUKURAN
No
Alat
Kontur
Pengukuran
Titik
Jarak Titik, m
Azimut (o)
Beda Tinggi, m
1
Ondol-ondol, abney Level
g1
1
A-B
115
5
5 x 0,099 = 0,495
2
B-C
115
10
5 x 0,287 = 1,435
3
C-D
115
5
5 x 0,242 = 1,210
4
D-E
115
320
5 x 0,079 = 0,395
g1 – g2 = 5
2
Ondol-ondol, Abney level
g2
1
P-Q
110
340
5 x 0,171 = 0,855
2
Q-R
110
9
5 x 0,218 = 1,090
3
R-S
110
330
5 x 0,171 = 0,855
4
S-T
110
310
5 x 0,094 = 0,470
g1 – g2 = 5
3
Ondol-ondol, Abney level
g3
1
U-V
115
5
5 x 0,171 = 0,855
2
V-W
115
350
5 x 0,218 = 1,090
3
W-X
115
340
5 x 0,171 = 0,855
4
X-Y
115
310
5 x 0,094 = 0,470


Perhitungan % lereng pada alat tipe A
Tan F1DE . 100% = a / b . 100%
2 / 12 . 100% = 16,7%
4 / 12 . 100% = 30%
3 / 12 . 100% = 25%
1 / 12. 100% =  8,3%
Perhitungan persen sudut lereng pada alat tipe A
Shift tan a / b
Shift tan (2 / 12) = 6,340
Shift tan (4 / 12) = 18,540
Shift tan (3 / 12) = 15,600
              Shift tan (1 / 12) = 5,080
Perhitungan lereng antar garis kontur
Sin sudut lereng (%)
Sin 6,34        = 0.099%
Sin 18,54      = 0.287%
Sin 15,60      = 0.242%
Sin 5,08        = 0,079%
Perhitungan beda tinggi (meter)
Beda tinggi = lereng antar garis kontur ´ jarak antar garis kontur
Beda tinggi = 0.099 ´ 5=  0,495 (A-B)
Beda tinggi = 0.287 ´ 5 = 1,435 (B-C)
Beda tinggi = 0.242 ´ 5 = 1,21 (C-D)
Beda tinggi = 0,079 x 5 = 0,395 (D-E)



7.      PEMBAHASAN
Dari praktek penentuan garis kontur dan beda tinggi yang dilakukan didepan fakultas pertanian ini didapatkan data seperti yang tersaji dalam table diatas.dari nilai-nilai tersebut diketahui bahwa semakin besar sudut kelerengan maka semakin tinggi pula nilai persentasenya.
Pengukuran dengan alat tipe-A lebih mudah digunakan tapi jauh lebih rumit dalam pengelolaan datanya, karena yang didapatkan dari pengukuran hanya berupa jarak dari satu titik ke titik lainnya. Untuk mendapatkan nilai derajat dan persentasenya masih harus dimasukkan kedalam persamaan.Sedangkan pengukuran dengan abney level lebih sederhana, karena dari pengamatan bias langsung didapatkan nilai sudut kelerengan. Untuk persentasenya hanya dengan mencari nilai tangen dari nilai sudut lereng tersebut.
Nilai yang didapat dari kedua metode ini tidak dapat dibandingkan karena pengukurannya tidak statis pada satu titik yang sama sehingga datanya pun berbeda. Jika pengamatan dengan kedua metode ini dilakukan pada titik yang sama untuk setiap ulangan maka bisa didapatkan perbandingan untuk kedua jenis metode.

8.      KESIMPULAN
Ø  Pada acara ini data yang digunakan adalah data dari acara pertama sehingga hasil G1, G2, dan G3 didapat berdasarkan rumus yang telah ditetapkan
Ø  Nilai beda tinggi G1 berbeda dengan nilai G2 dan G3 yang mempunyai nilai yang sama karena lereng antar garis konturnya sama
9.      SARAN
Praktikan sebaiknya mendengar pengarahan dengan jelas agar acara praktikum dapat dilakukan dengan benar.
10.  DAFTAR PUSTAKA

Saleh, B. 2011. Petunjuk Praktikum Konservasi Tanah Dan Air. Faperta Unib.
            Bengkulu

kemiringan-lereng/ Di akses tanggal 10 november 2012.

Sune, Nawir. 2011. Modul Praktikum Kartografi. Gorontalo. UNG

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar