1. PENDAHULUAN
Tanah sebagai salah satu komponen sumberdaya alam yang
mempunyai peran sangat besar bagi kehidupan manusia yang mana mencakup semua
bagian padat diatas permukaan bumi termasuk semua yang ada diatas dan
didalamnya yang terbentuk dari bahan induk yang dipengaruhi oleh kinerja iklim,
jasad hidup dan relief setempat dalam waktu tertentu dalam satu toposekuen akan
dijumpaiberbagai jenis tanah sebagai akibat adanya perbedaan bahan induk,
iklim, topografi dan penggunaan lahan (Hardjowigeno, 2003).
Erosi menurunkan tingkat kesuburan
tanah. Saat terjadinya erosi, maka tanah bagian atas lah yang akan terkikis
terlebih dahulu dimana tanah lapisan atas ini subur karena banyak mengandung
bahan organik. Dengan terangkutnya bagian atas, maka tinggallah tanah bagian
bawah yang tidak subur dan tidak menghasilkan produk yang baik jika ditanami.
Erosi menimbulkan pendangkalan. Seperti yang diketahui, erosi adalah proses
terkikisnya butir – butir tanah, kemudian dengan adanya aliran air, butir –
butir tanah terangkut setelah aliran air tidak mampu lagi mengangkut butir –
butir tanah, maka tanah tersebut akan diendapkan dan pengendapan ini akan
terjadi pada daerah yang lebih rendah (Wudianto, 1988).
Kemiringan lereng dinyatakan
dalam derajat atau persen. Dua titik yang berjarak horizontal 100 m yang
mempunyai selisih tinggi 10 m membentuk lereng 10 %. Kecuraman lereng 100 %
sama dengan kecuraman 45º. Selain dari memperbesar jumlah aliran permukaan,
makin curamnya lereng juga memperbesar kecepatan aliran permukaan yang dengan
demikian memperbesar energi angkut air. Dengan makin curamnya lereng, jumlah
butir-butir tanah yang terpercik ke atas oleh tumbukan butir hujan semakin
banyak. Jika lereng permukaan dua kali lebih curam, banyaknya erosi 2 sampai
2,5 kali lebih besar (Sinukaban, 1986).
2. TUJUAN
Ø Mengetahui dan menduga terjadinya erosi pada suatu
lahan miring
Ø Membandingkan erosi yang terjadi pada beberapa titik
disepanjang lereng dari suatu lahan
Ø Menghitung jumlah erosi pada suatu kemiringan lereng
dari suatu lahan
3. OBYEK
PRAKTIKUM
Pengukuran
erosi pada toposekuen
4. BAHAN DAN
ALAT
Cangkul,
parang, pisau lapangan, ring sampel, dan alat tulis
5. PROSEDUR
KERJA
Ø Mengambil sampel tanah lereng yang dibagi 3 titik
yaitu bagian puncak, tengah dan bawah lereng.
Ø Mengambil masing-masing lapisan top soil pada titik
yang telah ditemtukan
Ø Mengukur ketebalan top soil
6. HASIL
PENGUKURAN
Panjang lereng
(m)
|
Persen lereng
(%)
|
Jenis vegetasi
|
Tebal top soil
(cm)
|
Tebal top
soiil daatar (cm)
|
Selisih top
soil (cm)
|
BV (g/cm3)
|
Erosi (ton/ha)
|
1:….. m
|
|
|
|
|
|
|
|
2: 5 m
|
11
|
Rumput
|
10
|
16
|
6
|
1,06
|
|
1: 5 m
|
11
|
Rumput
|
14
|
16
|
2
|
1,45
|
|
0: 0 m
|
11
|
Rumput
|
16
|
16
|
0
|
1,42
|
|
II:…..m
|
|
|
|
|
|
|
2: 3 m
|
Rumput
|
8
|
16
|
8
|
1,44
|
|
1: 3 m
|
Rumput
|
7
|
16
|
9
|
1,51
|
|
0: 0 m
|
Rumput
|
10
|
16
|
6
|
2,02
|
|
III:…..m
|
|
|
|
|
|
|
|
2: 22 m
|
45
|
Rumput
|
15
|
26,3
|
14,8
|
1,62
|
|
1: 11 m
|
38
|
Rumput
|
10
|
26,3
|
16,3
|
1,29
|
|
0: 0 m
|
0
|
Rumput
|
11,5
|
26,3
|
11,3
|
1,2
|
|
7. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan kami menentukan batas
satuan lereng dari suatu toposekuen mulai dari kaki lereng sampai puncak lereng
dan diberi tanda dengan patok kecil
sebanyak 3 titik. Kemudian kami mengukur panjang lereng dari
masing-masing titik ke titik yang lain, mengukur besarnya derajat kemiringan
lereng dan persen lereng, tebal top soil, selisih top soil serta mengukur
besarnya erosi yang dapat dilihat dari tabel hasil pengamatan diatas.
Terdapat 3 titik dengan
besar sudut kemiringan yang berbeda-beda. Berdasarkan teori semakin besar
kemiringan suatu lahan maka tingkat erosinya akan semakin besar. Untuk
membuktikannya dilakukan pengukuran besarnya erosi pada setiap toposekuen. Dari
hasil perhitungan yang dilakukan, didapati hasil yang berbeda-beda untuk
pengamatan kemiringan lahan..
8. KESIMPULAN
Ø Pengukuran kecuraman
suatu lereng dapat diukur dengan berbagai alat, diantaranya adalah alat Tipe A
dan dengan Abney Level.
Ø Besarnya suatu erosi pada
duatu toposekuen (lereng) dapat kita ketahui dengan perbandingan tingkat
ketebalan top soil pada bagian datar punvak lereng dengan bagian titik lereng
tersebut
Ø Erosi pada lereng akan
semakin besar jika kelerengannya tinggi dengan keadaan standar (tanpa vegetasi
dan pengelolaan).
Ø Kita dapat meminimalisir
dampak erosi pada lahan miring dengan berbagai metode, salah satunya dengan
vegetasi.
Ø Semakin rapat vegetasi
yang menutupi tanah, maka besarnya erosi akan semakin kecil.
Ø Lapisan top soil paling
sedikit terdapat pada lereng bagian atas,
sekaligus menandakan erosi yang besar.
Ø Sedangkan erosi paling
kecil terjadi pada bagian bawah lereng yang dicirikan dengan daerah penimbunan
(pengendapan).
9. SARAN
Sebaiknnya
praktikan melakukan kegiatan dengan benar tidak asal jadi sehingga mempermudah
dalam mendapatkan data yang sesuai
10. DAFTAR
PUSTAKA
Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. CV Akademika
Pressindo. Jakarta.
Kurtasapoetra, G., A.G. Kartasapoetra, Mul Mulyani
Sutedjo. 1987. Teknologi
Konservasi Tanah dan Air.
Bina Aksara, Jakarta.
Saleh, Busri. 2011. Petunjuk Praktikum Ilmu Konservasi
Tanah dan Air. Lab Ilmu
Tanah Faperta UNIB,
Bengkulu.
0 komentar:
Posting Komentar