BAB I
PENDAHULUAN
1.
Dasar
Teori
Hukum Mendel 2 dikenal juga sebagai
Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara Bebas. Menurut hukum ini,
setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun
demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain
yang bukan termasuk alelnya.(
Crowder,1997)
Hukum
Mendel 2 ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan
dengan dua sifat beda, dengan dua alel berbeda. Misalnya, bentuk biji
(bulat+keriput) dan warna biji (kuning+hijau). Pada persilangan antara tanaman
biji bulat warna kuning dengan biji keriput warna hijau diperoleh keturunan
biji bulat warna kuning. Karena setiap gen dapat berpasangan secara bebas maka
hasil persilangan antara F1 diperoleh tanaman bulat kuning, keriput kuning,
bulat hijau dan keriput hijau.(Anonim,2011)
Hukum Memdel 2 ini hanya berlaku
untuk gen yang letaknya berjauhan. Jika kedua gen itu letaknya berdekatan hukum
ini tidak berlaku. Hukum Mendel 2 ini juga tidak berlaku untuk persilangan
monohibrid.(Wikipedia,2011)
Mendel melakukan persilangan dengan
dua sifat beda untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alel dari
karakter tersebut.perbandingan fenotipe
dalam populasi yang diperoleh mendel pada percobaannya adalah
9:3:3:1.(Dotti,2011)
2.
Tujuan
Pratikum
Menentukan
dan membuktikan perbandingan fenotipe menurut hukum mendel pada persilangan
dengan dua sifat beda (dihibrida).
BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
2.1
Bahan dan Alat
·
Kancing
genetik 4 warna
·
Dua
buah stoples
2.2 Cara kerja
Ø
Mengambil
sepasang gen merah, putih, kuning dan hijau. Dalam hal ini warna gen merah (B)
membawa sifat untuk bentuk biji bulat dan dan dominan terhadap putih (b)
pembawa sifat untuk bentuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah
pembawa sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau (k)
pembawa sifat untuk warna biji hijau.
Ø
Membuka
pasangan gen diatas. Hal ini diumpamakan sebagai pemisahan gen pada saat
pembentukan gamet dari kedua induk. Pada proses ini diasumsikan bahwa
fertilisasi terjadi secara acak.
Ø
Menentukan kombinasi genotipe yang terbentuk
pada F1.
Ø
Membuat pasangan model gen untuk meneruskan
macam gamet yang terbentuk pada F1. Harus diingat bahwa 1 pasang model gen
diangap satu macam gamet.
Ø
Membuat
model gamet yang sama seperti diatas (langkah 4) masing-masing 16.
Ø
Delapan
pasang dari masing – masing pasangan model gen dimasukkan kedalam stoples I dan
8 pasang lagi ke stoples II. Dikocok atau diaduk sehingga bercampur dengan
baik.
Ø
Secara serentak dan acak, diambil model gamet
dari masing – masing pasangan model gen dimasukkan kedalam stoples tersebut,
lalu pasangkan guna menentukan kombinasi genotipenya.
Ø
Mencatat
hasil kombinasi yang didapatkan. Bila dari stoples I terambil model gen (gamet)
pasangan putih-kuning (bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka
kombinasi genotipenya adalah BbKk. Demikian seterusnya.
Ø
Pasangan yang terambil kembalikan ke stoples
masing – masing dan lakukan pengambilan sebanyak 32x dan 64x.
BAB III
HASIL
Dari
hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut
Tabel
1. Nisbah Pengamatan Fenotipe
Fenotipe
|
Genotipe
|
Frekuensi
Genotipe
|
Rasio
Fenotipe
|
||
32
x
|
64
x
|
32
x
|
64
x
|
||
Bulat
– Kuning
|
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
|
IIIII
I
III
IIII
IIII
|
IIIII
IIIII II
IIIII
III
IIII
IIIII
IIIII IIII
|
17
|
38
|
Buat
– Hijau
|
BBkk
Bbkk
|
III
IIII
|
III
IIIII
II
|
7
|
10
|
Keriput
Kuning
|
bbKK
bbKk
|
IIII
II
|
IIIII
III
IIII
|
6
|
12
|
Keriput
Hijau
|
Bbkk
|
II
|
IIII
|
2
|
4
|
Total
|
|
32
|
64
|
32
|
64
|
Tabel
2. Perbandingan/nisbah Fenotipe Pengamatan/observasi (O) dan Nisbah Harapan/teoritis/expected
(E)
Fenotipe
|
Pengamatan
|
Harapan
|
Deviasi
|
|||
32
x
|
64
x
|
32
x
|
64
x
|
32
x
|
64
x
|
|
Bulat
– Kuning
|
17
|
38
|
18
|
36
|
-1
|
2
|
Bulat
– Hijau
|
7
|
10
|
6
|
12
|
1
|
-2
|
Keriput
– Kuning
|
6
|
12
|
6
|
12
|
0
|
0
|
Keriput Hijau
|
2
|
4
|
2
|
4
|
0
|
0
|
Total
|
32
|
64
|
32
|
64
|
0
|
0
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari
percobaan praktikum kali ini kami melakukan persilangan dihibrid (persilangan
dengan dua sifat beda) yaitu antara bentuk dan warna biji. Dalam hal ini warna
gen merah (B) pembawa sifat untuk biji bulat dan dominan terdapat putih (b)
pembawa sifat untuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa
sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau (k) pembawa sifat
untuk warna biji hijau.
Persilangan
antara biji bulat berwarna kuning (BBKK) yang diwakili kancing genetik berwarna
merah dengan biji keriput berwrna hijau (bbkk) diperoleh F1 yang 100% berwarna
bulat berwarna Kuning (BbKk), karena biji bulat dan biji berwarna kuning
bersifat dominan terhadap biji kisut dan biji berwarna hijau. Jika F1
disilangkan dengan sesamanya (F1), maka diperoleh empat macam fenotipe yaitu
Bulat-Kuning, Bulat-Hijau, Keriput-Kuning, dan Keriput-Hijau. Dengan genotipe
untuk Bulat-Kuning (1 BBKK; 2 BBKk; 3 BbKK dan 4 BbKk), Bulat-Hijau (1 BBkk; 2
Bbkk), Keriput-Kuning (1 bbKK; 2 bbKk) serta Keriput-Hijau (bbkk). Menurut
hukum Mendel II, perbandingan fenotipe untuk persilangan dihibrid pada F2
adalah 9:3:3:1.
Hasil dari percobaan yang dilakukan, untuk pengambilan 32x diperoleh data rasio fenotifnya, yaitu sifat Bulat-kuning sebanyak 17 kali, sifat Bulat-Hijau sebanyak 7 kali, dan sifat Keriput-kuning sebanyak 6 kali dan keriput-hijau sebanyak 2 kali. Sehingga diperoleh perbandingan 17:7:6:2. Dengan deviasi -1 untuk Bulat-Kuning, 1 untuk Bulat-hijau, 0 untuk Keriput-Kuning dan 0 untuk Keriput-Hijau. Deviasi menyatakan besarnya penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya harapan.
Untuk pengambilan 64x diperoleh data rasio fenotifnya, untuk sifat Bulat-kuning sebanyak 38 kali, sifat Bulat-Hijau sebanyak 10 kali, dan sifat Keriput-kuning sebanyak 12 kali dan keriput-hijau sebanyak 4 kali. Sehingga diperoleh perbandingan 38:10:12:4 yang mendekati angka ratio 9:3:3:1. Dengan deviasi 2 untuk Bulat-Kuning, -2 untuk Bulat-hijau, 0 untuk Keriput-Kuning dan -0 untuk Keriput-Hijau.pada hasil yang kami dapatkan ini menunjukkan terjadi penyimpangan dari hukum mendel.
Pada
percobaan yang kami lakukan dengan menggunakan kancing genetik yang dilakukan
pengambilan secara acak ternyata hasilnya hanya mendekati perbandingan hukum
mendel bahkan terjadi penyimpangan.
BAB V
KESIMPULAN
Dari acara praktikum hukum
mendel II ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
ü
Hukum Mendel 2 disebut juga sebagai
Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara Bebas.
ü
setiap gen/sifat dapat berpasangan
secara bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat
tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan termasuk alelnya.
ü
Hukum Memdel 2 hanya berlaku untuk gen yang letaknya
berjauhan.
ü Perkawinan dihibrid menghasilkan
keturunan dengan perbandingan fenotipe 9:3:3:1.
ü Gen yang bersifat dominan akan menutupi
gen yang bersifat resesif.
Jawaban
Pertanyaan
1.
Ada
berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut?
Ada sembilan macam yaitu:
Ada sembilan macam yaitu:
BBKK,
BBKk, BbKK, BbKk, BBkk, Bbkk, BbKK, bbKk, bbkk.
2.
Tulis
perbandingan fenotipe yang diperoleh !
Perbandingan
fenotipe yang diperoleh adalah 9:3:3:1.
3.
Jelaskan
prinsip persilangan yang dilakukan diats dengan kejadian di alam nyata !
Misalnya
pada buncis biji bulat warna kuning disilangkan dengan biji keriput warna
hijau. Keturunan pertama semuanya berbiji bulat warna kuning. Artinya, sifat
bulat dominan terhadap sifat keriput dan kuning dominan terhadap warna hijau.
Persilangan antar F1 mengasilkan keturunan kedua (F2) sebagai berikut: 315
tanaman bulat kuning, 101 tanaman keriput kuning, 108 tanaman bulat hijau dan
32 keriput hijau. Jika diperhatikan, perbandingan antara tanaman bulat kuning :
keriput kuning : bulat hijau : keriput hijau adalah mendekati 9:3:3:1.
Daftar Pustaka
Crowder,
L. V. 1997. Genetika Tumbuhan.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika . Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika . Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Anonim.2011.Hukum Mendel Dua. Yogyakarta: Samudra
Blog.
Anonim.2011.
Hukum Pewarisan Mendel. Wikipedia.
0 komentar:
Posting Komentar