A.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum pengenalan
protista dan fungi adalah :
1.
Mahasiswa
dapat membedakan antara protozoa dengan algae berdasarkan karakter pembeda
protista
2.
Mahasiswa
dapat membandingkan beberapa karakter penting dalam protista
3.
Mahasiswa
dapat membedakan kelompok protista mayoritas yang ditemukan dengan menggunakan
cara pengamatan yang berbeda
B.
DASAR
TEORI
Makhluk
hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik. Protista
memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak
berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan.
Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai tumbuhan (ganggang),
Protista menyerupai jamur, dan Protista menyerupai hewan (Protozoa,
Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa mempunyai
klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora
(bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox,
Noctiluca, Trypanosoma, dan Trichomonas), Cilliata/Infusiora (rambut getar, contoh Paramaecium),
Rhizopoda/Sarcodina (kaki semu, contoh Amoeba),
dan Sporozoa
(tidak mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium)
.
Kingdom Fungi (Jamur)
Fungi
memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara
makannya bersifat heterotrof,
yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga
hidupnya bersifat parasit
dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua
jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota)
dan jamur air (Oomycota).
Beberapa kelompok kelas antara lain:
Seperti yang sampai saat ini
diketahui bahwa kisaran yang paling
tepat dalam menghitung koloni pada cawan adalah 30-300 koloni/cawan atau 25-250
koloni/cawan. Permulaan penentuan kisaran ini berawal dari seorang
mikrobiologiwan bernama Nersser (1895) yang menyimpulkan bahwa hitungan cawan
yang paling baik adalah cawan yang memiliki 10.000 koloni/cawan yang
perhitungannya dilakukan dengan mikroskop pada perbesaran rendah. Tiga tahun
kemudian muncul pernyataan bahwa cawan yang mempunyai koloni lebih dari 100
koloni/cawan sebaiknya diabaikan. Selanjutnya pada tahun 1897, Hill menyarankan
untuk tidak menghitung cawan yang terlalu banyak jumlah koloninya (overcrowded)
karena tidak memberikan hasil yang sesuai dengan kenyataan. Kemudian tahun
1908, orang yang sama menyimpulkan tentang kisaran hitung 40-200 koloni/cawan
yang digunakan sebagai landasan pelaporan. Kisaran ini diterima pada Comitee
Standard Method of Bacteriology Water Analysis (1915) dan diubah menjadi 30-200
koloni/cawan.
Pencetus kisaran hitung 25-250
koloni/cawan dikemukakan oleh Breed dan Dotterrer pada tahun 1916 yang
mempublikasikan dalam seminarnya mengenai topik ini. Mereka menentukan kisaran
ini berdasarkan alasan supaya hasil perhitungannya tidak menimbulkan kesalahan
statistik yang serius. Mereka juga mencatat bahwa jenis bakteri dapat
mempengaruhi ukuran koloni dan jumlah koloni yang tumbuh pada cawan. Selain itu
komposisi nutrisi dan jarak antar koloni juga mempengaruhi jumlah koloni per
cawan karena koloni tetangga mungkin dapat menghambat pertumbuhan atau
menstimulus koloni didekatnya (seperti B. bulgaricus yang distimulus oleh
adanya molds). Breed dan Dotterrer memakai tiga kali plating tiap pengenceran
(triplicate plating) dalam percobaanya dan memilih cawan yang masuk kisaran
dari tiap pengenceran. Pada analisa ini cawan yang memiliki jumlah koloni
<30>400 dianggap tidak memenuhi syarat, sedangkan cawan yang memenuhi
syarat itu sendiri berjumlah antara 50 dan 200 koloni/cawan. Pencetus lainnya
adalah Tomasiewicz (1980) yang menyimpulkan bahwa kisaran hitung untuk plate
count dengan ulangan 3 kali (triplicate) yaitu 25-250 koloni/cawan.
Kesimpulan ini didapat dari data analisa susu (raw milk) pada tiga
eksperimen yang berbeda.
USP (United States
Pharmacopoeial) merekomendasikan untuk menggunakan kisaran hitung antara 25
dan 250 koloni/cawan untuk bakteri pada umumnya dan Candida albicans.
Sedangkan kisaran yang disarankan jika menganalisa jumlah Aspergillus niger adalah
8-80 koloni/cawan. ASTM (American Standard Testing and Methods)
menyarankan untuk menggunakan ksiaran hitung 20-80 koloni/membran jika
menggunakan teknik filtrasi membran, 20-200 koloni/cawan untuk spread plate
dan 30-300 koloni/cawan untuk pour plate. FDA BAM (Food and Drug
Administration, Bacteriological Analytical Manual) merekomendasikan 25-250
koloni/cawan sebagai kisaran hitung secara keseluruhan.
Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan
menjadi metode langsung dan tidak langsung. Contoh metode langsung hitungan
mikroskopik (menggunakan hemositometer), digunakan untuk mengukur pertumbuhan
bakteri pada susu / vaksin dan hitungan cawan digunakan untuk mengukur
pertumbuhan bakteri susu, air, makanan, tanah, dan lain-lain.
C.
BAHAN
DAN ALAT
Bahan :
·
Air
rawa, air laut, air rendaman jerami, 100 ml alkohol,cawan biakan aspergillus
Alat :
·
Gelas
obyek, gelas penutup, pipet tetes, haemocytometer, mikroskop, mikrometer
(obyektik dan okuler), jarum ent.
D.
CARA
KERJA
Cara kerja pada acara pengenalan
protista
·
Gelas
obyek dibersihkan dengan alkohol 90%
·
Air
rendaman jerami diteteskan pada gelas obyek
·
Tetesan
air ditutup dengan gelas penutup
·
Diamati dengan mikroskop
·
Protista
yang teramati digambar
·
Ulangi
prosedur untuk air laut dan rawa
Cara kerja pada
pengenalan fungi
·
Mengamati
biakan jamur dan digambar serta keterangan
·
Gelas
obyek dibersikan dengan alkohol 70%
·
Aquades
diteteskan pada gelas obyek
·
Mengambil
satu jarum ent jamur dan letakkan pada
gelas obyek
·
Digambar
dan beri keterangan
Cara kerja menghitung
jumlah spora atau sel
·
Spora
dipanen dari biakan dengan menuang 5 ml aquades kedalam cawan biakan
·
Haemocytometer
dibersihkan dengan alkohol kemudian keringkan
·
Suspensi
spora dikocok kemudian dipipet dan teteskan pada haemocytometer tepat pada
ruang hitungnya
·
Preparat
diamati dengan menggunakan mikroskop dihitung jumlah sel
·
Pada
praktikum dihitung 7 kotak, kemudian dirata-rata dan dihitung jumlah sel setiap
koloninya
Cara kerja mengukur
mikroorganisme
·
Gelas
obyek dibersihkan dengan alkohol 70%
·
Massa
sporangium diambil dengan jarum ent diletakkan pada gelas obyek yang telah
ditetesi air kemudian tutup dengan gelas penutup
·
Preparat
diamati dengan mikroskop
·
Mikrometer
okule dipasang dalam lensa okuler untuk mengkur obyek dengan menggunakan skala
·
Setelah
selesai mengukur dengan skala okuler, kemudian untuk kaliberasi dengan
mikrometer obyektif.
·
SMOK
diatur supaya berimpit,dan SMOB dengan cara menggeser-geser meja benda
mikroskop dan memutar lensa okuler
·
Setelah
garis berimpit, dilakukan kaliberasi dengan cara membandingkan kesetaraan SMOK
dan SMOB yaitu menghitung jumlah SMOK dan SMOB
·
Dalam
praktikum dilakukan 5 kali
E.
DATA
HASIL PRAKTIKUM
Data hasil mengukur mikroorganisme
Obyek
|
Ulangan
|
SMOK
|
SMOB
|
Mikrometer
|
1
|
20-30=10
|
11
|
2
|
34-64=30
|
6
|
|
3
|
50-60=10
|
9
|
|
4
|
70-90=20
|
18
|
|
5
|
70-84=14
|
12
|
|
|
|
||
Sporangium
|
|
Panjang
|
Lebar
|
1
|
19-29=10
|
34-39=5
|
|
2
|
43-52=9
|
54-64=10
|
|
3
|
55-60=5
|
54-59=5
|
|
4
|
19-28=9
|
34-45=11
|
|
5
|
57-60=3
|
48-56=8
|
F.
PERHITUNGAN
DAN PEMBAHASAN
Perhitungan ukuran sporangium
Kaliberasi 1. 10 SMOK = 11 SMOB
Mikrometer 2. 30 SMOK = 6 SMOB
3.
10 SMOK = 9 SMOB
4.
20 SMOK = 10 SMOB
5.
14 SMOK = 12 SMOB
Jumlah = 84 SMOK = 56 SMOB
1
SMOK = 56:84 SMOB = 6,67 µm
Jumlah spora = 5+4+7+5+6/5 = 27/5
= 5,45 sel
1 mm3 = 5,4 sel/ 25 x
10-5
mm3 = 21.600 sel
didalam 1 ml suspensi = 1000 mm3
= 1000x21600 sel
= 216 x 105 sel
20 x 216 x 105 sel =
432 x 106 sel = 432 juta sel
Pada acara pengenalan protista
dan fungi pada air laut, air rendaman jerami dan air rawa didapat hasil pada
air laut terdapat alga stingoocionium,
alga nodularia pada air rendaman jerami terdapat paramecium, euglena, lionotus
dan pada air rawa terdapat alga oocytus.
Dari hasil ini kita mengetahui
bahwa banyak mikroorganisme dialam. Mikroorganisme tersebut bisa hidup di
tanah, udara dan juga air. Dari pengamatan praktikum ini juga kita dapat
mengetahui karakter, struktur dan perbedaan miikroorganisme satu dengan yang
lainnya. Selain itu kita juga bisa mengetahui fungsi masing-masing
mikroorganisme.
Pada acara menukur dan menghitung
bakteri juga kita bisa mengetahui cara-caranya dan juga kita bisa mengetahui
jumlah sel dan ukuran mikroorganisme itu sendiri. Dari data percobaan ini
jumlah sel ada 432 juta sel.
G.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat
disimpulkan bahwa :
·
Protista
beranggotakan organisme unisel, tipenya eukariotik, dan mendapatkan sumber
karbon lebih dari satu cara
·
Algae
merupakan organisme yang mengandung satu tipe atau lebih krolofil ditambah
pigmen yang kita kenal sebagai karotein dan biloprotein
·
Protozoa
merupakan organisme bersel tunggal yang mendapatkan energi menggunakan cara
absorsi dan pencernaan.
·
Metode
pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi metode langsung
dan tidak langsung. Metode langsung bisa menggunakan haemacytometer
H.
DAFTAR
BACAAN
Anonim. Dilution Theory and Problems.
http://www.bio.fsu.edu/courses/mcb4403L/dilution.pdf.
diakses pada 7 Mei 2011
Purnomo,
Bambang.2011.Petunjuk praktikum
mikrobiologi.Fakultas pertanian.Bengkulu
Volk dan Wheeler. 1980. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Erlangga: Jakarta.
Kurnia. 2010.
Gram staining. http :// kurnia.blogspot.com Diakses pada tanggal 7 mei 2011.
0 komentar:
Posting Komentar