Ayu Komala Sari ^^. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pengenalan protista


A.    TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum pengenalan protista dan fungi adalah :
1.      Mahasiswa dapat membedakan antara protozoa dengan algae berdasarkan karakter pembeda protista
2.      Mahasiswa dapat membandingkan beberapa karakter penting dalam protista
3.      Mahasiswa dapat membedakan kelompok protista mayoritas yang ditemukan dengan menggunakan cara pengamatan yang berbeda

B.     DASAR TEORI
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik. Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), Protista menyerupai jamur, dan Protista menyerupai hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa mempunyai klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora (bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox, Noctiluca, Trypanosoma, dan Trichomonas), Cilliata/Infusiora (rambut getar, contoh Paramaecium), Rhizopoda/Sarcodina (kaki semu, contoh Amoeba), dan Sporozoa (tidak mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium) .
Kingdom Fungi (Jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara lain:
a. kelas Myxomycetes (jamur lendes) contoh nya Physarum policephalius.
b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopus oryzae mucormue)
Seperti yang sampai saat ini diketahui  bahwa kisaran yang paling tepat dalam menghitung koloni pada cawan adalah 30-300 koloni/cawan atau 25-250 koloni/cawan. Permulaan penentuan kisaran ini berawal dari seorang mikrobiologiwan bernama Nersser (1895) yang menyimpulkan bahwa hitungan cawan yang paling baik adalah cawan yang memiliki 10.000 koloni/cawan yang perhitungannya dilakukan dengan mikroskop pada perbesaran rendah. Tiga tahun kemudian muncul pernyataan bahwa cawan yang mempunyai koloni lebih dari 100 koloni/cawan sebaiknya diabaikan. Selanjutnya pada tahun 1897, Hill menyarankan untuk tidak menghitung cawan yang terlalu banyak jumlah koloninya (overcrowded) karena tidak memberikan hasil yang sesuai dengan kenyataan. Kemudian tahun 1908, orang yang sama menyimpulkan tentang kisaran hitung 40-200 koloni/cawan yang digunakan sebagai landasan pelaporan. Kisaran ini diterima pada Comitee Standard Method of Bacteriology Water Analysis (1915) dan diubah menjadi 30-200 koloni/cawan.
Pencetus kisaran hitung 25-250 koloni/cawan dikemukakan oleh Breed dan Dotterrer pada tahun 1916 yang mempublikasikan dalam seminarnya mengenai topik ini. Mereka menentukan kisaran ini berdasarkan alasan supaya hasil perhitungannya tidak menimbulkan kesalahan statistik yang serius. Mereka juga mencatat bahwa jenis bakteri dapat mempengaruhi ukuran koloni dan jumlah koloni yang tumbuh pada cawan. Selain itu komposisi nutrisi dan jarak antar koloni juga mempengaruhi jumlah koloni per cawan karena koloni tetangga mungkin dapat menghambat pertumbuhan atau menstimulus koloni didekatnya (seperti B. bulgaricus yang distimulus oleh adanya molds). Breed dan Dotterrer memakai tiga kali plating tiap pengenceran (triplicate plating) dalam percobaanya dan memilih cawan yang masuk kisaran dari tiap pengenceran. Pada analisa ini cawan yang memiliki jumlah koloni <30>400 dianggap tidak memenuhi syarat, sedangkan cawan yang memenuhi syarat itu sendiri berjumlah antara 50 dan 200 koloni/cawan. Pencetus lainnya adalah Tomasiewicz (1980) yang menyimpulkan bahwa kisaran hitung untuk plate count dengan ulangan 3 kali (triplicate) yaitu 25-250 koloni/cawan. Kesimpulan ini didapat dari data analisa susu (raw milk) pada tiga eksperimen yang berbeda.
USP (United States Pharmacopoeial) merekomendasikan untuk menggunakan kisaran hitung antara 25 dan 250 koloni/cawan untuk bakteri pada umumnya dan Candida albicans. Sedangkan kisaran yang disarankan jika menganalisa jumlah Aspergillus niger adalah 8-80 koloni/cawan. ASTM (American Standard Testing and Methods) menyarankan untuk menggunakan ksiaran hitung 20-80 koloni/membran jika menggunakan teknik filtrasi membran, 20-200 koloni/cawan untuk spread plate dan 30-300 koloni/cawan untuk pour plate. FDA BAM (Food and Drug Administration, Bacteriological Analytical Manual) merekomendasikan 25-250 koloni/cawan sebagai kisaran hitung secara keseluruhan.
Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi metode langsung dan tidak langsung. Contoh metode langsung hitungan mikroskopik (menggunakan hemositometer), digunakan untuk mengukur pertumbuhan bakteri pada susu / vaksin dan hitungan cawan digunakan untuk mengukur pertumbuhan bakteri susu, air, makanan, tanah, dan lain-lain.  

C.    BAHAN DAN ALAT
Bahan  :
·         Air rawa, air laut, air rendaman jerami, 100 ml alkohol,cawan biakan aspergillus
Alat :
·         Gelas obyek, gelas penutup, pipet tetes, haemocytometer, mikroskop, mikrometer (obyektik dan okuler), jarum ent.


D.    CARA KERJA
Cara kerja pada acara pengenalan protista
·         Gelas obyek dibersihkan dengan alkohol 90%
·         Air rendaman jerami diteteskan pada gelas obyek
·         Tetesan air ditutup dengan gelas penutup
·         Diamati  dengan mikroskop
·         Protista yang teramati digambar
·         Ulangi prosedur untuk air laut dan rawa
Cara kerja pada pengenalan fungi
·         Mengamati biakan jamur dan digambar serta keterangan
·         Gelas obyek dibersikan dengan alkohol 70%
·         Aquades diteteskan pada gelas obyek
·         Mengambil satu jarum ent jamur  dan letakkan pada gelas obyek
·         Digambar dan beri keterangan
Cara kerja menghitung jumlah spora atau sel
·         Spora dipanen dari biakan dengan menuang 5 ml aquades kedalam cawan biakan
·         Haemocytometer dibersihkan dengan alkohol kemudian keringkan
·         Suspensi spora dikocok kemudian dipipet dan teteskan pada haemocytometer tepat pada ruang hitungnya
·         Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop dihitung jumlah sel
·         Pada praktikum dihitung 7 kotak, kemudian dirata-rata dan dihitung jumlah sel setiap koloninya
Cara kerja mengukur mikroorganisme
·         Gelas obyek dibersihkan dengan alkohol 70%
·         Massa sporangium diambil dengan jarum ent diletakkan pada gelas obyek yang telah ditetesi air kemudian tutup dengan gelas penutup
·         Preparat diamati dengan mikroskop
·         Mikrometer okule dipasang dalam lensa okuler untuk mengkur obyek dengan menggunakan skala
·         Setelah selesai mengukur dengan skala okuler, kemudian untuk kaliberasi dengan mikrometer obyektif.
·         SMOK diatur supaya berimpit,dan SMOB dengan cara menggeser-geser meja benda mikroskop dan memutar lensa okuler
·         Setelah garis berimpit, dilakukan kaliberasi dengan cara membandingkan kesetaraan SMOK dan SMOB yaitu menghitung jumlah SMOK dan SMOB
·         Dalam praktikum dilakukan 5 kali

E.     DATA HASIL PRAKTIKUM
Data hasil mengukur  mikroorganisme
Obyek
Ulangan
SMOK
SMOB
Mikrometer
1
20-30=10
11
2
34-64=30
6
3
50-60=10
9
4
70-90=20
18
5
70-84=14
12



Sporangium

Panjang
Lebar
1
19-29=10
34-39=5
2
43-52=9
54-64=10
3
55-60=5
54-59=5
4
19-28=9
34-45=11
5
57-60=3
48-56=8



F.     PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Perhitungan ukuran sporangium
Kaliberasi        1. 10 SMOK = 11 SMOB
Mikrometer      2. 30 SMOK = 6 SMOB
                        3. 10 SMOK = 9 SMOB
                        4. 20 SMOK = 10 SMOB
                        5. 14 SMOK = 12 SMOB
Jumlah             = 84 SMOK = 56 SMOB
                        1 SMOK = 56:84 SMOB = 6,67 µm
Jumlah spora = 5+4+7+5+6/5 = 27/5 = 5,45 sel
1 mm3 = 5,4 sel/ 25 x 10-5
mm3 = 21.600 sel didalam 1 ml suspensi = 1000 mm3
                                                                = 1000x21600 sel
                                                                = 216 x 105 sel
20 x 216 x 105 sel = 432 x 106 sel = 432 juta sel

Pada acara pengenalan protista dan fungi pada air laut, air rendaman jerami dan air rawa didapat hasil pada air laut  terdapat alga stingoocionium, alga nodularia pada air rendaman jerami terdapat paramecium, euglena, lionotus dan pada air rawa terdapat alga oocytus.
Dari hasil ini kita mengetahui bahwa banyak mikroorganisme dialam. Mikroorganisme tersebut bisa hidup di tanah, udara dan juga air. Dari pengamatan praktikum ini juga kita dapat mengetahui karakter, struktur dan perbedaan miikroorganisme satu dengan yang lainnya. Selain itu kita juga bisa mengetahui fungsi masing-masing mikroorganisme.

Pada acara menukur dan menghitung bakteri juga kita bisa mengetahui cara-caranya dan juga kita bisa mengetahui jumlah sel dan ukuran mikroorganisme itu sendiri. Dari data percobaan ini jumlah sel ada 432 juta sel.


G.    KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
·         Protista beranggotakan organisme unisel, tipenya eukariotik, dan mendapatkan sumber karbon lebih dari satu cara
·         Algae merupakan organisme yang mengandung satu tipe atau lebih krolofil ditambah pigmen yang kita kenal sebagai karotein dan biloprotein
·         Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang mendapatkan energi menggunakan cara absorsi dan pencernaan.
·         Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung bisa menggunakan haemacytometer


H.    DAFTAR BACAAN

Anonim. Dilution Theory and Problems.
http://www.bio.fsu.edu/courses/mcb4403L/dilution.pdf. diakses pada 7 Mei 2011
Purnomo, Bambang.2011.Petunjuk praktikum mikrobiologi.Fakultas pertanian.Bengkulu
Volk dan Wheeler. 1980. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Erlangga: Jakarta.

Kurnia. 2010. Gram staining. http :// kurnia.blogspot.com Diakses pada tanggal 7 mei  2011.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar