Ayu Komala Sari ^^. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Hujan-1


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Distribusi curah hujan dilapangan beragam menurut waktu dan tempat. Untuk memperoleh gambaran curah hujan yang respresentatif disuatu wilayah yang luas diperlukan waktu pengamatan yang cukup panjang dan kerapatan alat yang propesional. Kerapatan penempatan alat dengan pertimbangan sebaran tipe hujan ,tofografi dengan lingkungan dari suatu tempat. Hujan merupakan salah satu penentu dan pengendali iklim, saat datang hujan dan periode musim hujan pun bisa berbeda untuk setiap kawasan yang berbeda.
Menurut pola dalam satu hari sat turunnya hujan suatu daerah bisa berbeda-beda ketika sudah memasuki musim hujan. Ada tempat yang mengalami hujan setiap petang tetapi ada juga tempat yang mengalami hujan  yang tidak menentu kadang siang kadang sore atau malam hari. Sifat-sifat hujan perlu diketahui karena itu berperan atas terjadinya limpasan ,erosi dan dapat menentukan dan berpengaru pada peristiwa dan kejadian alam,peristiwa biologic dan lain-lain.  

1.2  Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum Hujan ini adalah  untuk memberikan pengertian tentang bagaimana cara-cara pengukuran yang biasa dilakukan dilapangan.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Endapan ( presipitasi ) didefenisikan sebagai bentuk air cair dan padat       ( es ) yang jatuh ke permukaan bumi. Meskipun kabut, embun, dan embun beku      ( frost ) dapat berperan dalam alih kebasahan ( moisture ) dari atsmosfer ke permukaan bumi, unsur tersebut tidak ditinjau sebagai endapan.  Bentuk endapan adalah hujan, gerimis, salju dan batu es hujan ( hail ). Hujan adalah bentuk endapan yang sering dijumpai dan di Indonesia yang dimaksud endapan adalah curah hujan ( Bayong, THK, 2004).
Bayong THK pada tahun 2004 menyatakan curah hujan dan suhu merupakan unsur iklim yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Jumlah curah hujan dicatat dalam inci atau millimeter ( 1 inci = 25.4 mm ). Jumlah curah hujan 1 mm artinya tinggi air hujan yang menutupi permukaan 1 mm, jika air tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer.
Curah hujan 1 mm adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan per satuan luas ( m2 ) dengan catatan tidak ada yang menguap, meresap atau mengalir. Jadi, curah hujan sebesar 1 mm setara dengan 1 liter/ m2 . ( Aldrian, E. dkk, 2011)
Menurut Ance Gunarsih Kertasapoetra pada tahun 2008, hari hujan artinya suatu hari dimana curah hujan kurang dari 0.5 mm per hari, jumlah ini tidak berarti bagi tanaman, karena akan habis menguap apabila ada angin. Hari hujan tanaman artinya suatu hari yang curah hujannya kurang 2.5 mm dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Intensifikasi hujan adalah banyaknya curah hujan per satuan jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitas besar, berarti hujan lebat dan ini kurang baik bagi tanaman dan peternakan, karena dapat menimbulkan erosi dan banjir ( Kertasapoetra, A. G, 2008 ).
Menurut Benyamin Lakitan ( 1994 ), curah hujan diukur dengan menggunakan alat ukur curah hujan yang berbentuk silinder dengan bagian atas terbuka ( untuk menerima butiran air hujan yang jatuh ). Alat ini dipasang di tempat terbuka, sehingga air hujan akan diterima langsung oleh alat ini. Satuan yang digunakan adalah milimeter ( mm ) dan ketelitian pembacaannya sampai dengan 0.1 mm. Pembacaan dilakukan sekali sehari pada pukul 07.00 pagi hari. Alat ukur curah hujan ini ada yang manual ( Ombrometer ) dan ada yang dirancang untuk pengukuran secara kontinu ( Otomatis ).



BAB III
METODELOGI
Ø  Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan :
·         Ombrometer
·         Gelas ukur
·         Air
 Cara Kerja
·         Menyiapkan ember yang berisi air dan gayung dan membawanya ke taman alat penakar hujan
·         membuka keran penakar dan menampung dan mengukur air yang keluar dengan pengukur bawaan ombrometer tersebut
·         Menampung air yang terbuang dengan gelas ukur kemudian mencatat berapa yang terukur.




  


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
            Hasil dari pengukuran hujan dengan ombrometer hasilnya sebagai berikut :
No
Waktu pengamatan
Curah hujan
1
08-11-2012
-
2
09-11-2012
13,5
3
10-11-2012
56
4
11-11-2012
165
5
12-11-2012
50
6
13-11-2012
39,1

4.2 Pembahasan
            Dari hasil pengamatan ataupun pengukuran yang dilakukan selama 6 hari memperoleh hasil untuk pengukuran curah hujan yang berbeda.  Pengamatan yang kita lakukan adalah pengamatan pengukuran curah hujan selama 1 minggu. Yang mana komponen curah hujan adalah semua hasil tiap harinya adalah memiliki nilai yang berbeda.
Dalam pengamatan curah hujan, apabila dalam satu hari tidak ada hujan yang turun bisa dipastikan tidak ada air yang tertampung didalam penampungan pada alat ombrometer. Hal ini dikarenakan alat ombrometer hanya memiliki lubang yang sangat kecil. Pada hujan yang lebat atau deras air yang tertampung hanya sedikit atau bisa dikatakan tidak akan pernah bisa memenuhi penampung yang ada pada alat ombrometer. Sedangkan bila tidak ada hujan yang turun, maka bisa dipastikan tidak ada air yang tertampung seperti yang terjadi pada pengamatan hari pertama.









BAB V
KESIMPULAN
Ø  Pengukuran curah hujan pada praktikum ini alat yang digunakan adalah ombrometer dengan cara menampung air hujan yang terdapat dalam alat dan langsung mengukurnya dengan gelas ukur
Ø  Pengukuran curah hujan diperlukan untuk mengetahui jumlah air yang jatuh pada suatu lahan







DAFTAR PUSTAKA
Aldrian, E, Budiman, dan Mimin Karmini. 2011. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di
Indonesia. Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Kedeputian Bidang
Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Jakarta.
Bayong, T. H. K. 2004. Klimatologi. ITB. Bandung.
Kertasapoetra, A. G. 2008. Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara.
Jakarta.
Lakitan, B. 1994. Dasar – Dasar Klimatologi. Rajawali Pers. Jakarta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar