BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil interaksi yang kompleks antara
tiga factor yang salingmempengaruhi, yaitu factor intraseluler /dari dalam sel,
intraseluler dan lingkungan disebut pertumbuhan dan perkembangan pada suatu
tanaman. Sementara itu, bila dilihat dari segi bentuk dan ukuran, kebanyakan
dari tumbuhan ditentukan oleh factor herediritas. Faktor Gen inilah yang
sangat berpangarah pada setiap struktur
tumbuhan dan juga terhadap perkembangannya. Factor heredisitas disebut
sebgagai factor intraseluler, sedangkan
fakktor interseluler adalah hormon. Salah satu komponen yang terdapat dalam
tanaman dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman disebut
Hormon. Selain dari pada hormone, lingkungan juga merupakan factor penting yang
berpengaruh terhadap pertumbuahan dan perkembangan, misalnya kelembaban uadara,
air tanah dan mineral, suhu udara, dan cahaya
Hormon tumbuhan atau phytohormon adalah
zat pengatur yang dihasilkan oleh tumbuhan yang dalam konsentrasi rendah
mengatur proses-proses fisiologis dalam tubuh tumbuhan. Sedangkan zat pengatur
tumbuh merupakan senyawa-senyawa organik selain nutrisi, baik yang dihasilkan
sendiri dalam tumbuhan maupun senyawa-senyawa kimia sintetik yang dalam jumlah
kecil memascu, menghambat atau sebaliknya merubah beberapa proses fisiologi
dalam tumbuhan.
Dalam fisiologi tumbuhan dikenal ada lima zat pengatur tumbuh yaitu : auksin, gibberellin, cytokinin, ethylene dan abscisic acid. Pada suatu jaringan tumbuhan mungkin akan berisi lebih dari satu macam zat pengatur tumbuh dalam mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pengaruh suatu zat pengatur tumbuh dalam tumbuhan dapat terjadi secara individu maupun berinteraksi bersama-sama dengan zat pengatur tumbuh yang lain, baik pengaruh yang bersifat sinergik maupun pengaruh antagonistic.
Auksin merupakan zat
pengatur tumbuh yang banyak dihasilkan di jaringan-jaringan yang masih giat
membelah, seperti bagian pucuk tumbuhan. Peranan auksin antara lain dalam
pembelahan dan pembesaran sel serta diferensiasi sel. IAA, IBA merupakan suatu
contoh jenis auksin yang dapat dihasilkan di luar tubuh tumbuhan itu sendiri.
Perlakuan auksin pada stek batang tumbuhan diketahui dapat mempercepat,
memperbanyak atau meningkatkan proses pembentukan akar pada stek tersebut.
besarnya pengaruh auksin pada pembentukan akar stek ini dipengaruhi oleh
konsentrasi auksin yang diberikan maupun media yang digunakan yaitu pasta
lanolin atau talk.
1.2 Tinjauan Pustaka
Auksin adalah salah
satu bentuk hormon yang paling banyak diteliti. Terutama berpengaruh terhadap
pertumbuhan dengan merangsang perbesaran sel. (Sutarmi, 1985). F.W.Went,
berhasil menemukan adanya zat yang dihasilkan oleh ujung tumbuhan dan yang
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan. Zat itu disebut zat penumbuh atau
auksin.
Auksin berfungsi dalam pengembangan sel – sel yang ada di daerah belakang meristem. Sel – sel tersebut menjadi panjang – panjang dan banyak berisi air. Ternyata auksin mempengaruhi pengembangan dinding sel, di mana mengakibatkan berkurangnya tekanan dinding sel terhadap protoplas. Maka, karena tekanan dinding sel berkurang, protoplas mendapat kesempatan untuk meresap air dari sel – sel yang ada di bawahnya., karena sel – sel yang ada di dekat titik tumbuh mempunyai nilai osmosis yang tinggi. Dengan demikiankita peroleh sel yang panjang dengan vakuola yang besar di daerah belakang titik tumbuh.
Auksin berfungsi dalam pengembangan sel – sel yang ada di daerah belakang meristem. Sel – sel tersebut menjadi panjang – panjang dan banyak berisi air. Ternyata auksin mempengaruhi pengembangan dinding sel, di mana mengakibatkan berkurangnya tekanan dinding sel terhadap protoplas. Maka, karena tekanan dinding sel berkurang, protoplas mendapat kesempatan untuk meresap air dari sel – sel yang ada di bawahnya., karena sel – sel yang ada di dekat titik tumbuh mempunyai nilai osmosis yang tinggi. Dengan demikiankita peroleh sel yang panjang dengan vakuola yang besar di daerah belakang titik tumbuh.
Pada tanaman yang
dibiakkan dengan stek, stek yang akan ditanam harus mempunyai tunas agar dapat
menghasilkan akar. Sehingga harus ada sesuatu yang dihasilkan oleh tunas dan
yang diedarkan ke daerah bawahnya, yaitu ke dasar pemotongan stek tersebut. Zat
itu disebut juga auksin, atau ada yang menyebutnya rizokalin. Ternyata AIA dan
beberapa zat lain yang dibuat di luar tubuh tanaman dapat menggantikan
rizokalin tersebut.
Menurut Thimann dan Went (1928), sekalipun suatu stek itu tidak mempunyai tunas pada ujungnya, namun pembentukan akar dapat juga terjadi, asal diberikan AIA atau zat penumbuh yang lain
Menurut Thimann dan Went (1928), sekalipun suatu stek itu tidak mempunyai tunas pada ujungnya, namun pembentukan akar dapat juga terjadi, asal diberikan AIA atau zat penumbuh yang lain
Hormon merupakan substansi
yang sangit aktif. Hasil sekresi ini meskipun diproduksi dalam tubuh tetapi
dipengaruhi oleh kondisi ekternal. Beberapa hormone memacu pertumbuhan,
pembelahan, dan perpanjangan sel, tetapi adapula yang menghambat. Aksin merupakan hormone pertumbuhan yang
memacu perpanjangan sel, yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pengaruh-pengaruh tersebut dalam hal sbb;
merangsang perkembangan akar leteral dan
serabut sehingga meningkatkan penyerapan air dan mineral.
pembengkokan batang. Penyebaran auksin yang
tidak merata pada batang akan menyebabkan perpanjangan sel yang tidak
seimbangan. Batang yang membengkok memungkinkan tumbuhan menyesuaikan diri
dengan baik terhadap lingkungannya. Misalnya, pembengkokan batang memungkinkan kecambah
tumbuh menjauhui tanah dan tumbuhan ditempat gelap akan tumbuh kearah cahaya.
merangsang pembelahan sel cambium vaskuler
sehingga menyebabkan pertumbuhan jaringan vaskuler sekunder.
menyebabkan diferensiasi sel menjadi xylem
sehingga dapat meningkatkan trnsportasi mineral dan air.
meningkatkan perkembangan bunga dan buah.
Pertama kali Hormon Auksin diisolasi adalah indon
asam asetat ( indole acetic acid, IAA).
Sebagian besar IAA merupakan hasil sekresi organ tanman yang disebut titik
tumbuh ; termasuk disini adalah ujung tunas, daun muda, bunga, dan buah. Selain
itu, juga dihasilkan oleh sel-sel cambium dan ujung-ujung akar. Hasil sekresi
tersebut kemudian diternslokasikan ke bagian-bagian lain. Bagian tanaman
berbeda akan menunjukan reaksi yang berbeda terhadap auksin. Auksin dengan
konsenterasi tinggi akan merangsang pertumbuhan batang, tetapi sebaliknya
dengan konsenterasi tersebut akan menghambat pertumbuhan akar ( moh. Amin . 1994 )
1.3 Tujuan percobaan
Mempelajari pengaruh
aplikasi auksin terhadap pertumbuhan akar tanaman.
BAB
II
BAHAN
DAN METODE
2.1
Bahan Praktikum
Adapun
bahan yang digunakan adalah larutan auksin mg/100 ml dan potongan cabang
tanaman alamanda.
2.2
Metode Praktikum
1. Membuat pengenceran auxin sebesar 0.1, 1.0, 10, dan 100 mg/ml.
2. Ujung potongan cabang dimasukkan didalam larutan yang telah dibuat
dan kelompok lain dimasukkan kedalam air suling.
3. Menunggu selama 1-2 jam.
4. Sementara menunggu menyiapkan larutan hara dan dimasukkan dalam
botol-botol yang disediakan.
5. Setelah 2 jam potongan-potongan cabang dipindahkan kedalam botol
yang terisi larutan hara dan ditempatkan terang.
6. Mengamati pertumbuhan akar setelah satu minggu, sementara itu
larutannya ditambahkan air suling bila selama pengamatan jumlahnya berkutang.
Memperhatikan jumlah akar dan panjangnya.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Table Pengaruh
Auxin Terhadap Pertumbuhan Akar.
Perlakuan
|
Pertambahan Setelah 2 Minggu
|
|
Jumlah Akar
|
Jumlah Panjang
|
|
100 ppm
|
0
|
0
|
10 ppm
|
6
|
3+2,5+2+1,5+1,4+1
|
1 ppm
|
4
|
1+1,5+1,3+0,8
|
0,1 ppm
|
0
|
0
|
Kontrol
|
2
|
0,5+0,5
|
3.2
Pembahasan
Hormon berasal dari bahasa Yunani;
hormaein yang berarti menggiatkan. Hormon merupakan senyawa organik yang
bekerja aktif dalam jumlah yang sedikit sekali, ditransportasikan ke seluruh tubuh
tumbuhan dan mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologis lainnya.
Sedangkan fitohormon ialah sekumpulan zat-zat yang membantu pertumbuhan, biasa
disebut zat penumbuh atau hormon pertumbuhan.
Auksin atau asam indole-3-asetat (Indole-3-Acetic Acid = IAA) adalah auksin asli tumbuhan. Auksin terdapat dalam jaringan dalam konsentrasi yang sangat rendah, dengan asam amino triptofan merupakan prekursor utamanya. Hormon ini berpengaruh terhadap pertumbuhan dengan merangsang pembesaran sel. Dalam merangsang pembelahan sel dan perubahan-perubahan lainnya, auksin bekerjasama dengan hormon lain. Seorang ilmuwan bernama Went mendapatkan auksin pada ujung koleoptil kecambah sejenis gandum Avena sativa, kemudian diketahui bahwa ujung-ujung spesies lain juga mempunyai zat yang fungsinya sama dengan auksin tersebut; zat tersebut lalu diberi nama auksin-b. Auksin-b ini tidak mempengaruhi pertumbuhan spesies lain. Auksin-a (C18H32O5) mempengaruhi pertumbuhan Avena dan spesies lain.
Dari pengamatan yang telah dilakukan kelompok 3,
maka telah diperoleh seperti data yang diatas. Pengamatan yang kami lakukan
adalah pengaruh auksin terhadap pengaruh pemanjangan akar dengan konsenterasi
0,1, 1,0, 10, dan 100 ppm. Hormon auksin
tersebut memiliki kemampuan atau peranan bagi tanaman;
(1).pembengkokan batang. Penyebaran auksin yang tidak merata pada
batang akan menyebabkan perpanjangan sel yang tidak seimbangan. Batang yang
membengkok memungkinkan tumbuhan menyesuaikan diri dengan baik terhadap
lingkungannya. Misalnya, pembengkokan batang memungkinkan kecambah tumbuh
menjauhui tanah dan tumbuhan ditempat gelap akan tumbuh kearah cahaya. (2) merangsang
perkembangan akar leteral dan serabut sehingga meningkatkan penyerapan air dan
mineral. (3) merangsang pembelahan sel cambium vaskuler sehingga menyebabkan
pertumbuhan jaringan vaskuler sekunder. (4) menyebabkan diferensiasi sel
menjadi xylem sehingga dapat meningkatkan trnsportasi mineral dan air. (5) meningkatkan
perkembangan bunga dan buah.
Pada konsenterasi auksin yang tinggi dapat
merangsang pertumbuhan batang, tetapi sebaliknya dengan konsenterasi tersebut
menghambat pertumbuhan akar. Pengamatan pada kelomppok kami menunjukan gejala
yang sama yakni untuk tanaman yang dijadikan control,tanaman yang di masukkan
dalam konsentrasi auksi 0,1, 1,0, dan 10 ppm, hampir memiliki rata – rata
panjang akar yang sama. Hal ini dapat dikatakan bahwa konsenterasi auksin
tersebut dalam kondisi normal untuk pertumbuhan akar. Namun untuk cabang
tanaman yang dimasukkan dalam konsenterasi 100 ppm pemanjangan akar semakin
lambat dengan kata lain konsentrasi auksin tersebut telah tinggi. Karena auksin
dengan konsentersi yang tinggi akan menghanbat pertumbuhan akar.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Dari pengamatan yang kami lakukan terhadap
pengaruh auksin terhadap pemanjangan akar, dapat ditarik beberapa kesimpulan
antara lain;
tanaman yang di letakkan
dalam konsentersi 0,1, 1,0, 10, dan juga yang dijadikan sebagai control hampir
memiliki pemanjangan akar yang hapir sama.
konsentrasi auksin yang
tinggi sangat berpengaruh terhadap akar dan batang dan justru menghambat
pertumbuhan akar
Hormon merupakan senyawa organik yang
bekerja aktif dalam jumlah yang sedikit sekali, ditransportasikan ke seluruh
tubuh tumbuhan dan mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologis.
Auksin terdapat dalam jaringan dan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dengan merangsang pembesaran sel.
Pada tanaman stek auksin berpengaruh
terhadap kecepatan tumbuh tunas, jumlah daun baru, jumlah akar, dan pajang
akar.
4.2
Saran
Ø
Dalam
melaksanakan praktikum, praktikan harus berhati-hati dan teliti.
Ø
Bila
praktikan melakukan kesalahan kecil maka akibatnya akan fatal
DAFTAR
PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1980.
Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT
Gramedia: Jakarta.
Darmawan, Januar. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Suryandaru: Semarang.
Kimball, J.W. 1991. Biologi Jilid I. Erlangga: Jakarta
Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1985. Botani Umum 2. Angkasa: Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar