BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan
dikatakan sehat atau normal, apabila tumbuhan tersebut dapat melaksanakan
fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensi genetic terbaik yang
dimilikinya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup pembelahan, diferensiasi dan
perkembangan sel yang normal, penyerapan air dan mineral dari tanah dan
mentranslokasikannya ke seluruh bagian tumbuhan; fotosintesis dan translokasi
hasil-hasil fotosintesis ke tempat-tempat penggunaan dan penyimpanannya,
metabolisme senyawa-senyawa yang disintesis; reproduksi dan penyimpanan
persediaan makanan untuk reproduksi.
Pertumbuhan dan hasil tumbuhan bergantung pada
ketersediaan hara dan air di dalam tanah tempat tumbuhan tersebut tumbuh, dan
pada pemeliharaan dalam kisaran faktor-faktor lingkungan tertentu, seperti
suhu, kelembaban dan cahaya. Sesuatu yang mempengaruhi kesehatan tumbuhan
berkemungkinan besar juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksinya, dan
akan dapat menurunkan kegunaannya bagi manusia. Patogen tumbuhan, cuaca yang
tidak menguntungkan, gulma dan serangga hama adalah penyebab yang sangat umum
dalam menurunkan pertumbuhan dan produksi tumbuhan.
Apabila
tumbuhan diganggu oleh patogen atau oleh keadaan lingkungan tertentu dan salah
satu atau lebih dari fungsi tersebut terganggu sehingga terjadi penyimpangan
dari keadaan normal, maka tumbuhan menjadi sakit. Penyebab utama penyakit baik
berupa organisme hidup patogenik (parasit) maupun factor lingkungan fisik
(fisiopath). Adapun mekanisme penyakit tersebut dihasilkan akan sangat
bervariasi yang tergantung pada agensia penyebabnya dan kadang-kadang juga
bervariasi dengan jenis tumbuhannya. Pada mulanya tumbuhan bereaksi terhadap
agensia penyebab penyakit pada bagian terserang. Reaksi tersebut dapat berupa
reaksi biokimia alami, yang tidak dapat dilihat. Akan tetapi reaksinya dengan
cepat menyebar dan terjadinya perubahan-perubahan pada jaringan yang dengan
sendirinya menjelma menjadi makroskopik dan membentuk gejala penyakit.
1.2 Tujuan
Untuk dapat mengenal ciri-ciri perubahan morfologi
bagian tanaman dan membedakan penyebab perubahan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Timbulnya gejala penyakit
disebabkan karena adanya interaksi antara tanaman inang dan petogen. Penanaman
gejala fenyakit dapat didasarkan kepada tanda penyakit, perubahan bentuk,
tanaman, pertumbuhan tanaman dan sebagainya. Perubahan tersebut seringkali merupakan gejala yang khas
untuk penyakit tertentu. Tetapi adakalanya untuk satu macam penyakit
menimbulkan lebih dari satu macam perubahan. Sering kali patogen penyebab
penyakit tersebut dapat diketemukan pada jaringan yang terserang (internal)
atau pada bagian permukan jaringan (eksternal) dalam bentuk tubuh buah,
sclerotium dan sebagainya.(Ali,2009)
Gejala penyakit
adalah Abnormalitas/penyimpangan pada
tumbuhan (akar, batang, daun, buah, dll.) akibat gangguan terus-menerus suatu
penyebab penyakit (patogen). Untuk
setiap penyakit pada suatu tanaman → gejalanya khas dan biasanya merupakan seri
suatu perkembangan penyakit (sindrom). (pracaya,1996)
Berdasarkan
penyebarannya, gejala penyakit dapat timbul pada organ tanaman dimana patogen
menginfeksi (gejala lokal) atau
menyebar ke seluruh tubuh tanaman (gejala
sistemik). Gejala penyakit
digolongkan ke dalam 2 kelompok: gejala luar (gejala morfologi) dan gejala dalam (gejala histologi).
·
Gejala
morfologi : penyimpangan pada tanaman yang mudah dikenali dengan pancaindera:
dilihat, diraba, dirasa, atau dicium
·
Gejala
histologi : diketahui melalui pemeriksaan mikroskopik terhadap jaringan tanaman
yang sakit
Pengggolongan
secara morfologi adalah:
Ø Gejala tipe nekrotik/nekrosa timbul karena
rusaknya/degenerasi protoplasma sel dan diikuti dengan matinya sel-sel,
jaringan, organ, atau seluruh tumbuhan : bercak (spot), hawar (blight),
busuk (rot), rebah kecambah (damping-off), mati pucuk (die-back),
kanker batang, dll.
Ø Gejala tipe hipoplastik/hipoplasia ditandai
dengan kegagalan tanaman atau organ untuk berkembang secara penuh (ukuran di
bawah normal, warna pucat, dll.), tanaman kerdil (dwarfing), daun
menguning (klorosa), mosaik, albikasi, dan rosetting, dll.
Ø Gejala tipe hiperplastik/hyperplasia ditandai
dengan pertumbuhan yang luar biasa dalam ukuran, warna, atau perkembangan dini
yang abnormal dari organ tumbuhan: puru (gall), bintil (knot),
akar gada (club root), kudis (scab), akar rambut, hiperkromi,
daun keriting, dll. (Anonym,2009)
Bila penyakit tidak dapat diidentifikasi
dengan gejala saja, perlu dilakukan pengamatan tanda penyakit Tanda
penyakit dapat berupa bagian atau seluruh tubuh penyebab penyakit (patogen) dan
tanaman, misal: spora fungi, sel bakteri, partikel virus, tubuh nematoda, gum
tanaman, dll.
Lingkungan yang kondusif bagi mahluk hidup dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti suhu, kelembaban tanah, cahaya, komposisi udara,
komposisi tanah dan pH. Adanya ketidakseimbangan yang diakibatkan oleh
kekurangan maupun kelebihan faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan tanaman
menjadi terganggu atau sakit. Penyakit yang diakibatkan gangguan lingkungan
tersebut digolongkan ke dalam penyakit
yang tidak menular. Berbagai tingkat umur dari tanaman dapat menyebabkan
tanaman menjadi sakit. Penyakit ini digolongkan ke dalam penyakit yang tidak
menular. Berbagai tingkat umur dari tanaman dapat terganggu oleh berbagai
faktor lingkungan pertanaman tersebut. Begitu pula hasil tanaman didalam tempat
penyimpanan, pada waktu pengangkutan dan di pasar dapat pula mengalami
kerusakan oleh faktor-faktor tersebut.(Sastrahidayat,1990)
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat
·
Bahan :
Tanaman / bagian tanaman yang tidak normal
·
Alat :
Loup
3.2 Cara Pengamatan
Ø
Perhatikan
dengan teliti dan gambar skematis tanaman atau bagian tanaman sampel
yang tersedia, terutama pada bagian tanaman yang
mengalami kerusakan
Ø
Catat
apa saja yang berubah jika dibandingkan dengan yang normal
Ø
Amati
dan gambar ada tidaknya tanda penyakit atau keberadaan binatang hama serta
tuliskan ciri-ciri yang membedakan dari kerusakan yang lainnya
Ø
Jelaskan
bagaimana mekanisme terjadinya kerusakan tersebut
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
1. Tipe
nekrotik
Bercak daun pada kelapa sawit
2. Tipe
Hipoplastik
Atropi pada
kol
3.
Tipe hiperplastik
Fasiasi pada cabe
4.
Tipe injury
BAB
BAB
V
PEMBAHASAN
Nekrosis
adalah Keadaan dimana sel tanaman atau ogran tanaman mati sebagai akibat adanya
aktivitas patogen.
Bercak. Sel-sel yang rnati hanya terjadi pada
luasan terbatas dan biasanya bewarna kecoklat-coklatan. Sebelum terjadi di
kematian sel warnanya agak kekuning-kuningan. Bagian jaringan yang mati
seringkali sobek dan terpisah dari jaringan yang ada sekitarnya yang. masih
sehat. Gejala tersebut disebut shot-hole atau tembus peluru. Bentuk, lesio dari
bercak ini dapat bundar, segi empat bersudut, atau tidak teratur. Sisi bercak
berwarna jingga, coklat, dan sebagainya seringkali pada bercak tersebut
terlihat adanya tubuh buah.
Hipoplastik
adalah terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel atau bagian sel tanaman salah
satu contohnya seperti atropi pada kubis, terjadinya atropi ini sebagai akibat adanya penghambatan daIam
pertumbuhan. Seluruh tanaman atau hanya terbatas pada bagian tertentu saja
dapat menunjukkan gejala batang membesar. Dilihat secara ekonomis tanaman kubis
menjadi tidak ekonomis secara produktif akibat pertumbuhannya yang terhambat.
Hiperplastik
merupakan pertumbuhan sel atau bagian sel
yang melebihi dari pertumbuhan biasa seperti terjadi pembesaran secara
abnormal dalarn ukuran dari organ tanaman. Hal ini terjadi karena adanya
perangsangan terhadap jaringan tanaman untuk tumbuh secara berlebihan.Pembesaran
organ tanaman ini dapat terjadi karena hiperflasia atau hipertrofi atau karena
keduanya yang terjadi sekaligus.Hiperflasia: pembesaran dalam ukuran secara
abnormal karena bertambah dalam jumlah sel. Hipertrofi: pernbesaran karena
pertambahan besar dalam ukuran sel.Pertambahan besar keadaan ini dapat terjadi
dalam berbagai bentuk yang disebabkan oleh berbagai penyakit:
§ Puru
(galls). Salah bentuk (malformation) dengan bentuk yang agak bulat seperti
Crown gall, alcar gada, bintil akar dan sebagainya.
§ Keriting
(curl). Bentuk ini terjadi karena ada pertumbuhan yang lebih cepat pada salah
satu bagian dari organ tanaman (antara lain daun).
§ Sapu
(witches broom). Sejumlah percabangan timbul dari bagian tertentu sehingga
merupakan berkas yang menyerupai sapu.
§ Akar
berambut (hairy root). Sejumlah akar halus yang dibentuk secara abnormal.
§ Intumescence.
Pembengkakan yang menyerupai kudis yang terdiri dari parankhima.
Tipe
injury merupakan kerusakan oleh aktivitas hama seperti terjadinya lika pada
daun atau lubang-lubang sehingga menimbulkan kerusakan pada bagian tanaman
tersebut.
BAB VI
KESIMPULAN
Ø Atropi
Pada Kubis terjadinya atropi ini sebagai
akibat adanya penghambatan daIam pertumbuhan. Seluruh tanaman atau hanya
terbatas pada bagian tertentu saja dapat menunjukkan gejala batang membesar.
Ø Bercak
daun pada daun kelapa sawit yang disebabkan oleh gejala nekrotik karena sel-sel
nya mati
Ø Lubang
pada daun jambu karena adanya aktivitas hama yang disebut dengan injury
Ø Pertumbuhan
yang abnormal seperti pada daun cabe yang berubah bentuk karena gejala
hiperplastik sehingga pertumbuhan selnya tidak normal
DAFTAR PUSTAKA
Ali. M Mashari. 2009. Mengenal Faktor Lingkungan sebagai penyebab penyakit tanaman.
http://www.tanindo.com/abdi17/hal3001.htm. Tanggal akses 20 November 2011 pukul
16.00 WIB.
Anonim. 2009. Gejala Penyakit. http://www.tanindo.com/abdi17/hal3001.htm. Tanggal
akses 20 November 2011 pukul 15.39 WIB.
Purnomo,
Bambang. 2011. Penuntun Praktikum
daslintan. PS. Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian UNIB.
Pracaya. 1996. Hama
dan Penyakit Tumbuhan. Universitas Indonesia Press. : Jakarta
Sastrahidayat, Ika Rochidjatun. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional
0 komentar:
Posting Komentar