1. PENDAHULUAN
Kontur adalah garis khayal yang
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Kontur ini dapat
memberikan informasi relief, baik secara relatif, maupun secara absolute.
Informasi relief secara relatif ini, diperlihatkan dengan
menggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk daerah terjal, sedangkan
untuk daerah yang landai dapat di perlihatkan dengan menggambarkan garis-garis
tersebut secara renggang.
Informasi relief secara absolute,
diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan
ketinggiangaris tersebut diatas suatu bidang acuan tertentu. Bidang
acuan yang umum digunakan adalah bidang permukaan laut rata-rata. Interval
kontur ini sama dengan beda tinggi antar kedua kontur. Interval sangat
bergantung kepada skala peta, juga pada relief permukaan.
Interpolasi Titik Kontur
Garis kontur adalah garis khayal
dilapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis
kontur adalah garis kontinyu diatas peta yang memperlihatkan titik-titik diatas
peta dengan ketinggian yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches,
garis tinggi dan garis tinggi horizontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis
kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m
terhadap tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas peta untuk
memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah.
Aplikasi lebih lanjut dari garis
kontur adalah untuk memberikan informasi slope (kemiringan tanah rata-rata),
irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek
(bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah
asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan. Garis kontur dapat
dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar
dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat
dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami
pengecilan sesuai skala peta.
Lereng adalah kenampakan permukan alam
disebabkan adanya beda tinggi apabila beda tinggi dua tempat tesebut di
bandingkan dengan jarak lurus mendatar sehingga akan diperoleh besarnya
kelerengan.
Bentuk lereng bergantung pada proses
erosi juga gerakan tanah dan pelapukan. Leeng merupakan parameter topografi
yang terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relatif,
dimana kedua bagian tersebut besar pengaruhnya terhadap penilaian suatu bahan
kritis. Bila dimana suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan secara fisik,
kimia dan biologi, sehingga akan membahayakan hidrologi produksi pertanian dan
pemukiman.
.
2. TUJUAN
Ø Menentukan garis kontur dan beda tinggi
Ø Memetakan garis kontur
3. OBYEK
PRAKTIKUM
Penentuan garis kontur dan beda tinggi
4. BAHAN DAN
ALAT
Ondol-ondol dan Abney Level
Ondol-ondol, benang bangunan, mistar, meteran gulung
kain, kalkulator sc, abney level, alat tulis, kompas.
5. PROSEDUR
KERJA
Ø Gambar
2.1 Tegakkan salah satu kaki ondol-ondol di titik A dan kaki lain di titik B
agar benang gandul tegak lururs dengan papanlintagn (triplek)
Ø Tentukan
arah derajat (azimut) dari A ke B dengan kompas
Ø Pindahkan
kaki ondol-ondol berturut-turut dari titik A ke B, C, D dan kaki yang lain dari titik B ke titik C,
D, E secara horizontal. Lakukan langkah seperti 1.
Ø Plot
titik A, B, C, D, E. pada kertas kosong menurut skala dan hubungkan titik
dengan garis sehingga membentuk garis kontur (g1)
Ø Pindahkan
ondol-ondol ke lereng atas sebanyak 2 kali beturut-turut sejauh 6. Pertama
digaris g2, kedua di garis g3. Lakukan seperti langkah 1, 2, dan 3.
Pengukuran Beda tinggi
1.a. Gambar 2.2. Ukur sudut kereng dari titik A ke P dengan
Abney level didapat sudut ά, Beda tinggi g1 ke g2 = Jarak g1 ke g2 x sin ά.
= 6m x sin ά
(ά sudaj=h diukur) = ….. m
1.b. Ukur sudut lereng dari titik P ke U dengan abney level
didapat sudut ß,
Beda tinggi g2 ke g3 =
jarak g2 ke g3 x sin ß
= 6 m x sin
ß (ß sudah diukur) = ….. m
6. HASIL
PENGUKURAN
No
|
Alat
|
Kontur
|
Pengukuran
|
Titik
|
Jarak
Titik, m
|
Azimut
(o)
|
Beda
Tinggi, m
|
1
|
Ondol-ondol,
abney Level
|
g1
|
1
|
A-B
|
115
|
5
|
5
x 0,099 = 0,495
|
2
|
B-C
|
115
|
10
|
5
x 0,287 = 1,435
|
|||
3
|
C-D
|
115
|
5
|
5
x 0,242 = 1,210
|
|||
4
|
D-E
|
115
|
320
|
5
x 0,079 = 0,395
|
|||
g1
– g2 = 5
|
|||||||
2
|
Ondol-ondol,
Abney level
|
g2
|
1
|
P-Q
|
110
|
340
|
5
x 0,171 = 0,855
|
2
|
Q-R
|
110
|
9
|
5
x 0,218 = 1,090
|
|||
3
|
R-S
|
110
|
330
|
5
x 0,171 = 0,855
|
|||
4
|
S-T
|
110
|
310
|
5
x 0,094 = 0,470
|
|||
g1
– g2 = 5
|
|||||||
3
|
Ondol-ondol,
Abney level
|
g3
|
1
|
U-V
|
115
|
5
|
5
x 0,171 = 0,855
|
2
|
V-W
|
115
|
350
|
5
x 0,218 = 1,090
|
|||
3
|
W-X
|
115
|
340
|
5
x 0,171 = 0,855
|
|||
4
|
X-Y
|
115
|
310
|
5
x 0,094 = 0,470
|
Perhitungan % lereng pada alat tipe A
Tan
F1DE . 100% = a / b . 100%
2 / 12 . 100% = 16,7%
4 / 12 . 100% = 30%
3 / 12 . 100% = 25%
1 / 12. 100% = 8,3%
Perhitungan persen sudut lereng pada alat tipe A
Shift tan a / b
Shift tan (2 / 12) = 6,340
Shift tan (4 / 12) = 18,540
Shift tan (3 / 12) = 15,600
Shift tan (1 / 12) = 5,080
Perhitungan lereng antar garis kontur
Sin sudut lereng (%)
Sin 6,34 =
0.099%
Sin 18,54 = 0.287%
Sin 15,60 = 0.242%
Sin 5,08 =
0,079%
Perhitungan beda tinggi (meter)
Beda tinggi = lereng antar garis kontur ´ jarak antar garis kontur
Beda tinggi = 0.099 ´ 5= 0,495 (A-B)
Beda tinggi = 0.287 ´ 5 = 1,435 (B-C)
Beda tinggi = 0.242 ´ 5 = 1,21 (C-D)
Beda tinggi = 0,079 x 5 = 0,395 (D-E)
7. PEMBAHASAN
Dari praktek penentuan garis kontur dan beda tinggi yang dilakukan didepan
fakultas pertanian ini didapatkan data seperti yang tersaji dalam table
diatas.dari nilai-nilai tersebut diketahui bahwa semakin besar sudut kelerengan
maka semakin tinggi pula nilai persentasenya.
Pengukuran dengan alat tipe-A lebih mudah digunakan tapi jauh lebih rumit
dalam pengelolaan datanya, karena yang didapatkan dari pengukuran hanya berupa
jarak dari satu titik ke titik lainnya. Untuk mendapatkan nilai derajat dan
persentasenya masih harus dimasukkan kedalam persamaan.Sedangkan pengukuran
dengan abney level lebih sederhana, karena dari pengamatan bias langsung
didapatkan nilai sudut kelerengan. Untuk persentasenya hanya dengan mencari
nilai tangen dari nilai sudut lereng tersebut.
Nilai yang didapat dari kedua metode ini tidak dapat dibandingkan karena
pengukurannya tidak statis pada satu titik yang sama sehingga datanya pun
berbeda. Jika pengamatan dengan kedua metode ini dilakukan pada titik yang sama
untuk setiap ulangan maka bisa didapatkan perbandingan untuk kedua jenis
metode.
8. KESIMPULAN
Ø Pada acara ini data yang digunakan adalah data dari
acara pertama sehingga hasil G1, G2, dan G3 didapat berdasarkan rumus yang
telah ditetapkan
Ø Nilai beda tinggi G1 berbeda dengan nilai G2 dan G3
yang mempunyai nilai yang sama karena lereng antar garis konturnya sama
9. SARAN
Praktikan
sebaiknya mendengar pengarahan dengan jelas agar acara praktikum dapat
dilakukan dengan benar.
10. DAFTAR
PUSTAKA
Saleh,
B. 2011. Petunjuk Praktikum Konservasi Tanah Dan Air. Faperta Unib.
Bengkulu
kemiringan-lereng/ Di akses
tanggal 10 november 2012.
Sune, Nawir. 2011. Modul Praktikum Kartografi.
Gorontalo. UNG
0 komentar:
Posting Komentar